Tuesday, January 16, 2018

SIAP DIAUDIT OLEH ALLAH?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dulu sempat bekerja disebuah perusahaan multi internasional, dalam jangka waktu tertentu yang tidak terjadwal selalu datang team audit dari kantor pusat, setiap mereka datang seakan semua karyawan terserang penyakit jantung, kami takut apa yang kami kerjakan tidak sesuai standar perusahaan. Jika kesalahan kami dapat disembunyikan dari team audit maka senanglah hati kami, sebaliknya jika kesalahan kami ditemukan oleh team audit maka jadi masalah serius bagi seisi kantor, mungkin mulai surat peringatan, penilaian buruk, atau bahkan yang paling buruk budget kantor kami akan dipotong oleh perusahaan.
Dalam sebuah kajian Ustadz Firanda Adirja menyebutkan, "kelak semua orang akan diaudit oleh Allah, dan tidak ada seorangpun dapat menyembunyikan amalan baik dan buruknya dihadapan Allah."
Jika di audit oleh manusia saja kita begitu takut akan nampak keburukan kita, bagaimana kelak jika semua keburukan itu dinampakkan oleh Allah Azza Wa Jalla?, pastilah kita sangat takut menghadapi hal itu. Kelak akan disebutkan semua tingkah laku kita yang buruk, semisal pada hari ini jam sekian mengubah kuitansi kantor demi keuntungan pribadi, pada hari ini jam sekian mengurangi timbangan, pada hari ini jam sekian mengambil milik orang lain dan seterusnya.
Yaumul hisab atau hari perhitungan amal adalah hari dimana Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal mereka. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
اَللَّهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرَا
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.”
Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi).
Referensi "Yaumul Hisab", karya Ustadz Muhaimin Ashuri di muslim. Or. Id

No comments:

Post a Comment