Sunday, January 28, 2018

DZIKIR PALING MULIA DISISI ALLAH TA’ALA ADALAH BERSUARA PELAN DAN TIDAK BERJAMA'AH.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam kajian Ustadz Abdullah Zein MA kemarin, ada pertanyaan dari beliau yang sulit dijawab jama'ah, yakni kenapa lafadz dzikir Laa illaha illallah merupakan dzikir paling tinggi derajatnya.
Beberapa orang jama'ah menjawab karena merupakan puncak dari 70an cabang keimanan, ustadz menjawab "bukan itu yang saya maksud", lalu ada seorang jama'ah yang menjawab dengan tepat, dzikir ini menjadi paling utama, karena selain Laa illaha illallah adalah kalimat tauhid tertinggi diantara 70an cabang, juga karena dzikir ini tidak menggerakkan bibir, namun secara makrajnya dzikir ini semua menggunakan huruf lidah.
Ustadz Abdullah Zein MA mengatakan, "para ulama menyatakan bahwa dzikir dengan lafadz Laa illaha illallah merupakan dzikir paling utama karena sifat dari dzikir ini tersembunyi, dikarenakan dari sisi makraj hanya melibatkan huruf dengan lidah saja, sementara lafadz dzikir lainnya mengharuskan pengamalnya harus menggerakkan bibirnya.
Seseorang yang melafadzkan dzikir Laa laillaha illallah memungkinkan dzikirnya tidak diketahui oleh orang yang ada disekitarnya. Hal tersebut membuat pengamal dzikir Laa illaha illallah mampu untuk bersikap ikhlas dalam melakukannya. Seperti kita ketahui keikhlasan saat berdzikir sendirian apalagi sampai dia menangis membuat seseorang punya peluang untuk dinaungi oleh Allah Ta’ala kelak di padang mahsyar.
Maka ketika ada sekelompok orang melakukan dzikir dengan suara keras, juga secara berjamaah, tentu biasanya yang ikut dalam dzikir seperti ini akan mudah ikut suasana, misal sampai nangis-nangis karena lihat temannya juga menangis, apalagi jika sampai dishooting(disiarkan), tentu hal tersebut membuka peluang bagi orang yang melakukannya ke arah sikap riya', ini tindakan yang berbahaya, karena dapat menghanguskan(sia-sia) pahala amalan tersebut, juga masih terancam dosa. Apalagi sampai bertanya kepada orang lain, " apa kalian gak lihat saya dzikir sampai nangis?".
Allah berfirman,
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِفْيَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Dan dzikirlah (ingatlah, sebutlah nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [Al A’raf : 205].
Abu Dzar berkata,
قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ كَلِّمْنِي بِعَمَلٍ يُقَرِّبُنِي مِنَ الجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ إِذاَ عَمَلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ حَسَنَةً فَإِنَّهَا عَشْرَ أَمْثَالِهَا، قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنَ الْحَسَنَاتِ ، قَالَ هِيَ أَحْسَنُ الحَسَنَاتِ وَهِيَ تَمْحُوْ الذُّنُوْبَ وَالْخَطَايَا
”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi,”Wahai Rasulullah, apakah ’laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Kalimat itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55)
Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.”(HR. Tirmidzi no. 1633)
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; …. dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).”(HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031])
Referensi "Keutamaan Dzikir Laa illaha Illallah", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc di Rumoysho.co
Referensi "Menangis karena Allah adalah bukti cinta yang tidak direkayasa", karya Ustadz Dr. Raehanul Bahraen di muslim. Or. Id
Foto Tabligh Akbar Ustadz Abdullah Zein MA di Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru.

No comments:

Post a Comment