Tuesday, January 30, 2018

KETIKA SALAH MEMAKNAI KEBAHAGIAAN MAKA SALAH JUGA DALAM MERAIHNYA.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam kajian beberapa waktu yang lalu Ustadz Abdullah Zein MA menyebutkan, "Banyak orang salah dalam memaknai kebahagiaan, akibatnya mereka juga salah dalam meraih kebahagiaan itu.
Apakah kebahagiaan diukur dari banyaknya harta?, tentu tidak, bisa jadi seseorang yang hidup di sebuah rumah type RSSSSS, yakni Rumah Sangat Sederhana Sehingga untuk Selonjor Susah Sekali bisa lebih bahagia daripada seseorang yang hidup dirumah yang sangat mewah dimana segala fasilitasnya ada didalamnya seperti AC, kolam renang dan seterusnya. Bisa jadi orang yang hidup di rumah mRSSSSS itu lebih mudah untuk tertidur diatas hanya di sebuah tikar, sementara orang yang hidup di rumah mewah sangat sulit tertidur diatas Sprrrringbed, R-nya banyak karena banyaknya per dikasurnya, orang ini lebih sulit tertidur nyenyak, bahkan mungkin orang yang hidup dirumah mewah ini jika ingin tidur harus minum obat tidur dulu karena banyaknya hal yang dipikirkan, mulai bisnisnya, urusan rumah tangganya, hutangnya dan seterusnya.
Ataukah orang yang bahagia itu yang sering mendatangi diskotik dan club malam?, ini juga tidak, karena terbukti orang yang datang ketempat seperti itu sering mengkonsumsi alkohol dan narkoba, dia lakukan hal tersebut karena ingin mendapatkan kebahagiaan, namun tentu keliru.
Atau kebahagiaan diukur dari banyaknya seseorang tertawa, ini tidak juga, karena orang yang tertawa selama 24 jam bukan orang yang bahagia, justru orang ini termasuk orang yang kurang sehat (alias gila).
Dan banyak lagi contoh kesalahan orang dalam mencari kebahagiaan.
Cara dalam mencari kebahagiaan yang benar adalah seperti disampaikan Allah Ta'ala, yakni kebahagiaan hanya didapatkan ketika mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya, mengerjakan melakukan amal sholeh dan menjauhi segala laranganNya, sementara orang yang jauh dari petunjukNya diberikan kehidupan yang sempit, selalu susah dan menderita. Waallahua'lam.
Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)
Dan juga dalam firman-Nya,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

No comments:

Post a Comment