Saturday, January 20, 2018

ALLAH DAN RASULNYA SURUH BOIKOT ADALAH RIBA, BUKAN AYAM GORENG.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada cerita lucu dari teman, ada seseorang yang sudah ngaji Sunnah berteman dengan seseorang yang masih awam dan bekerja di sebuah bank ribawi, orang yang masih awam ini entah mungkin karena awam akan ilmu agama dan semangat jihadnya mengebu-gebu ditambah kena syubhat yang ditebarkan oleh beberapa pihak, akhirnya hanya ikut-ikutan memboikot sebuah merk produk ayam goreng yang katanya dari negri kafir. Padahal secara syariat agama tidak ada larangan menggunakan produk yang berasal dari orang kafir selama produk itu dibenarkan syariat.
Suatu hari teman itu ngajak temannya makan disebuah, namun si teman yang bekerja di bank itu tidak mau, alasannya dia boikot merk itu, karena itu produk kafirin.
Lalu teman yang sudah kenal dakwah Sunnah ini berkata, "kamu itu aneh, ayam kok goreng diboikot, padahal sudah dijamin lembaga resmi pemerintahan produk itu halal, sementara yang jelas haram yakni riba, dan wajib diboikot, karena kalau disebutkan ada puluhan atau bahkan ratusan dalil sahhih dari Alquran dan Hadist menyebutkan bahwa riba dilaknat dan diperangi Allah dan RasulNya malah gak diboikot". Mendengar perkataan temannya pegawai bank itu langsung paham, dan langsung terdiam. Akhirnya mereka berdua makan ayam goreng di sebuah Mal.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menyebutkan, "tidak ada larangan menggunakan produk dari orang kafir, ini dibuktikan banyaknya kisah dalam hadist dimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam juga para sahabat banyak melakukan jual beli dengan orang kafir, menunjukkan secara syariat tidak terlarang menggunakan produk yang berasal dari kafirin, karena yang terlarang adalah mengikuti cara hidup dan beragama mereka, terlarang kita mengikuti mencari rizki dengan cara riba seperti mereka, terlarang bagi kita melakukan zina seperti mereka, terlarang kita berpakaian seperti mereka yang membuka aurat dan seterusnya.
Semisal ada seseorang memboikot produk orang kafir namun dia malah datang ke konser musik, ini keliru, atau ada orang anti produk orang kafir namun setiap hari mencari rizki dengan cara riba, ini juga keliru, atau ada produk orang kafir namun dia bergaul bebas antara lelaki dan perempuan ini juga keliru, dan seterusnya. Ini jelas salah arah, yang dihalalkan oleh Allah dan RasulNya dia haramkan, sementara yang jelas diharamkan oleh Allah dan RasulNya justru dia halalkan. Waallahua'lam. "
Allah Ta’ala berfirman :
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ مَتَاعٌ قَلِيلٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan bagi mereka adzab yang pedih. [an-Nahl /16 : 116-117]
PENJELASAN AYAT
Budaya Jahiliyah, Mengatur Penetapan Hukum Dengan Hawa Nafsu.
Budaya bangsa Jahiliyah yang berlawanan dengan ajaran Islam sungguh banyak. Islam datang untuk menghapuskannya supaya umat manusia selalu berada di atas fitrah penciptaannya.
Ayat di atas membicarakan salah satu dari sekian banyak budaya jahiliyyah yang berkembang di tengah masyarakat zaman dulu, sebelum akhirnya terhapus syariat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Yakni, mengharamkan dan menghalalkan sesuatu tanpa mengindahkan dan tanpa merujuk kepada wahyu ilahi maupun ketetapan-ketetapan hukum samawi lainnya yang berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Yang Maha Mengetahui kemaslahatan seluruh makhluk. Padahal, mereka mengklaim sebagai para penganut ajaran Nabi Ibraahim Alaihissallam. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang umat Islam mengikuti jalan kaum musyrikin tersebut
Referensi JANGAN MUDAH MEMUTUSKAN “INI HALAL DAN ITU HARAM”
Oleh
Ustadz Ashim bin Mushthofa
Di web almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment