Friday, March 24, 2017

Ngaku Cinta Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, tapi tidak mengenalnya.


Dijaman ini setiap orang memerlukan idola, setiap orang memerlukan panutan, dan dijaman ini orang ingin mengidolakan sosok yang nyata sehingga mudah baginya untuk menirunya, sehingga pada akhirnya mereka mengidolakan para artis, pemain sepak bola, penyanyi, pensinetron, boy band dan seterusnya. Kalau mereka ditanya kenapa mereka tidak mengidolakan sosok Nabi atau Rasul yamg jelas baik budi pekertinya dan dijamin surga?, maka serempak mereka memjawabnya "itu tidak nyata, itu fiksi atau khayalan", padahal keadaan nyata dan tidak nyata tergantung presepsi mereka. Kita ambil contoh, semisal seseorang diantara mereka diauruh tinggal disebuah rumah angker yang terkenal dihuni sosok kuntilanak, maka pasti jikapun dia mau tinggal dirumaj itu selama tinggal dirumah itu akan diliputi ketakutan, karena dalam kepalanya diliputi sosok kuntilanak yang sewaktu-waktu akan mengganggunya, dia membuat sosok kuntilanak menjadi nyata, padahal tidak ada sama sekali namanya kuntilanak didunia ini. Kenapa ini terjadi?, ini terjadi akibat karena sejak kecil kita dicekoki flim tentang kuntilanak dan cerita horor hantu bernama kuntilanak, akhirnya sosok yang semula fiksi menjadi sosok nyata dalam benak mereka.
Namun anehnya jika mereka yang umat muslim ditanya apakah mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, maka jawabannya " ya saya sangat mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam ", padahal faktanya mereka lebih melihat sosok kuntilanak lebih nyata karena mereka lebih mengenalnya.
Demikian halnya kenapa para pendakwah menyampaikam kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, menyamlaikan kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam beripa hadist secara terus menerus, bertahun-tahun sampai berabad-abad, dan turun temurun, agar umat ini tidak menganggap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam asalah sosok khayalan, namun melihat sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sebagai sosok yang nyata, dengan demikain diharapkan dapat menjadi idola nyata dan panutan bagi umat muslim. Hasil akhir dari mengidolakan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam adalah keimanan dan ketaatan, ini yang menjadi tujuan para ulama.
Ahlus Sunnah mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengagungkannya sebagaimana para Sahabat Radhiyallahu anhum mencintai beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari kecintaan mereka kepada diri dan anak-anak mereka, sebagaimana yang terdapat dalam kisah ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, yaitu sebuah hadits dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata:
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.
“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.’” [HR. Al-Bukhari (no. 6632), dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu.
Berdasarkan hadits di atas, maka mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wajib dan harus didahulukan daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaan kepada Allah, sebab mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah. Mencintai Rasulullah adalah cinta karena Allah. Ia bertambah dengan bertambahnya kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan berkurang dengan berkurangnya kecintaan kepada Allah.
Dikutip dr kajian Ustadz Abu Zubair Haawary Lc.
Sumber referensi: almanhaj.or.-wajibnya-mencintai-dan-mengagungkan-nabi-muhammad-wajibnya-mentaati-dan-meneladani-nabi

No comments:

Post a Comment