Thursday, March 2, 2017

Kebanyakan diantara kita berjiwa miskin.


Kalau lihat antrean orang mendapat raskin(beras bantuan untuk orang miskin), atau dulu ada bantuan tunai sering dibikin heran, maklum dimana diantara yang antri menurut saya bukan termasuk orang miskin namun ngaku sebagai orang miskin, hal ini terlihat orang yang masuk antrean ada yang datang membawa hp android mahal, ada juga yang datang menggunakan taksi, ada diantara antrean wanita yang menggunakan perhiasan emas berjejer di tangannya dst., subhanaAllah. Melihat hal ini jadi ingat kajian Ustadz Muhammad Arifin Badri, dalam kajian tersebut beliau membandingkan keimanan umat di jaman Umar bin Khatab Radhliyaa Anhuu menjadi Khalifah dengan kualitas keimanan umat dijaman ini. Dikisahkan saat Umar bin Khatab Radhliyaa Anhuu menjadi khalifah menyebarkan edaran kepada seluruh Gubernur diberbagai daerah yang ada diwilayah kekuasaannya, dalam isi edarannya itu beliau memerintahkan setiap gubernur untuk membiayai dengan uang negara(baitul mal) bagi siapa saja yang kurang mampu namun punya keinginan pergi berhaji, alias pergi haji gratis. Padahal wilayah kekuasaan kekhalifahan dijaman itu sangat luas yakni mencakup sebagian Afrika, sebagian Eropa sampai mendekati India, kalau semua dikumpulkan semua penduduk saat itu akan berjumlah jutaan orang. Namun seruan ini tidak laku, hampir semua orang di wilayah kekhalifahan Umar bin Khatab Radhliyaa Anhuu saat itu tidak mau ibadah hajinya dibiayai negara yang diambil dari baitul mal, kebanyakan mereka merasa bangga jika biaya ibadah hajinya dibiayai sendiri, dan merasa malu jika dalam urusan ibadahnya kepada Allah Azza Wajalla dibayari dari baitul mal yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan penyelenggaraan pemerintahan, masyaAllah.
Perintah untuk membiayai ibadah haji dari sudah dipahami sejak awal akan demikian hasilnya, tawaran haji gratis itu gak laku karena Umar bin Khatab Radhliyaa Anhuu sangat paham keadaan rakyatnya yang saat itu punya kualitas keimanan dan ketaatan kepada Allah Azza Wajalla yang luar biasa sehingga menganggap pengorbananya dengan membiayai sendiri ibadah hajinya adalah salah satu upaya mencari ridho Allah Azza Wajalla semata, sehingga dijaman itu aset baitul mal sangat melimpah.
Bandingkan umat saat ini?, misalkan saja suatu saat Pak Jokowi menyampaikan ke rakyat Indonesia bahwa pemerintah akan membiayai siapa saja yang ingin pergi haji namun kurang mampu dari dana APBN, maka pasti hampir semua orang di negri ini tiba-tiba akan mengaku miskin, dan akibatnya pasti APBN akan ludes dan minus, mungkin malah berhutang gara2 hal ini, subhanaAllah.
Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat betapa kualitas keimanan dan ketaatan umat dijaman Shalafus Shaleh jauh diatas ketaatan dan keimanan umat dijaman ini, sungguh benar Allah Azza Wajalla memerintahkan agar kita mengikuti mereka(At Taubah 100), waallahua'lam.

No comments:

Post a Comment