Saturday, December 10, 2016

Siapa anda? Berani mengoreksi perkataan Allah?.



Imam Maliki"Mengatakan adanya bid'ah dalam agama sama halnya menuduh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam telah mengkhianati risalah, karena agama ini telah sempurna", lalu beliau mengutip Al Maidah 3.(Kitab Al Ithisam karya Imam Syath).

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali.

Ustadz Abdul Qodir Jawas dalam sebuah sesi debat terbuka beliau mengatakan, " jika ada seseorang mengatakan adanya bid'ah dalam agama ini sama saja membuat catatan kaki pada ayat Al Maidah 3, karena agama ini telah sempurna namun kita merasa perlu menambahkan syariat dalam agama ini, pertanyaannya siapakah kita berani mengoreksi perkataan Allah?, saya rasa sebagai hamba tidaklah boleh berbuat demikian".
Waallahua'lam.

No comments:

Post a Comment