Tuesday, December 27, 2016

Sakit adalah peringatan Allah agar kembali mengingatNya.




Dapat cerita dari seorang teman jamaah kajian, dia menceritakan tentang istrinya yang sedang mengalami sakit kanker payudara, ketika dia menceritakan hal itu terbayang kecemasan diwajahnya, maklum sangat sedikit pengidap kanker payudara sembuh total setelah menjalani perawatan medis yang rumit dan mahal, saya juga jadi teringat beberapa orang wanita yang saya kenal meninggal dunia karena penyakit serupa, kanker payudaramemang sesuatu yang serius, nyawa adalah taruhannya. Namun saya agak heran ketika dia akhir cerita dia bilang, "tapi saya bersyukur dengan adanya penyakit itu dia jadi bertaubat, dulu ketika masih sehat saya sering ingatkan istri saya untuk menegakkan shalat dan beramal ibadah lainnya itu sangat sulit, dia enggan dengan berbagai macam alasan, namun ketika saat ini dia sakit, dia justru mau menegakkan shalat lima waktu, juga shalat2 sunnah lainnya, juga dia mau berdzikir dan banyak berdoa", MasyaAllah.
Jadi ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah, kata beliau,"sakit adalah keadaan dimana kesombongan pada diri seseorang berada dititik terendah, saat sakit dia merasakan keadaan paling lemah dirinya, sehingga sulit sikap sombong terjadi pada dirinya ketika itu, dihadapan sebuah penyakit dia merasa sangat lemah dan dia mencari sandaran paling kuat yakni Allah, maka dengan sakit seseorang makin dekat dengan Allah, karena dia sangat membutuhkan bantuanNya."
Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
Referensi dr muslim. or.id

No comments:

Post a Comment