Friday, December 2, 2016

Bid'ah itu saingan bagi syariat utamanya.


Semalam dirumah tetangga ada tahlil kematian seribu hari sanak keluarganya, soal amalan itu terserah mereka, soal hisab kelak urusan masing2 orang, kita tidak mampu melarangnya. Namun yang bikin prihatin ketika menjelang isya', banyak orang duduk disitu menunggu acara yang akan diselenggarakan setelah selesai isya', padahal mushola hanya berjarak 30 meter dari rumah itu. Sedih nengoknya, shalat fardhu yang jelas ada tuntunannya dilalaikan, sementara amalan yang tidak jelas asal muasalnya malah diutamakan, subhanaAllah. Jadi ingat perkataan Ustadz Maududi Abdullah, salah satu ciri khas amalan bid'ah adalah amalan itu menjadi saingan bagi amalan yang telah disyariatkan, menjadi saingan bagi syariat utamanya. Persis yang terjadi semalam, tahlil kematian lebih utama dari shalat fardhu berjamaah, padahal kelak yang dihisab pertama kali yakni shalat, dan gak ada pertanyaan apakah kita mengamlkan tahlil kematian atau enggak, karena amalan itu tidak pernah diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, juga tidak diajarkan para sahabat beliau, bahkan juga tidak diajarkan para imam madhzab, waallahua'lam.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
” إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian shahih ini disepakati oleh Adz Dzahabi)

No comments:

Post a Comment