Thursday, August 25, 2016

Wajibkah fanatik pada satu madhzab saja?

Wajibkah fanatik pada satu madhzab saja?


Suatu sore seorang pemuda berjenggot dan bercelana cingkrang ditanya seorang kyai, "saya dengar anda tidak fanatik pada madzhab tertentu ya?", si pemuda menjawab," iya pak kyai saya belajar pada semua madzhab untuk memahami dalil dr Alquran dan Hadist atas sebuah perkara agama, apakah ada masalah soal ini pak kyai?". Si Kyai menjawab, "iya gak boleh kayak itu, kita wajib fanatik pada salah satu madzhab saja, kalau gak pilih salah satu madzhab yang diikuti artinya orang itu sesat". Lalu si pemuda bertanya balik," jika demikian apakah artinya Imam Syafii orang yang sesat pak kyai?", si Kyai kaget dan marah, "astaghfirulloh!, jangan mengatakan Imam Syafii sesat, kualat nanti kamu", pemuda menjelaskan," kata pak kyai orang yang tidak fanatik pada salah satu madhzab dia orang yang sesat, dan kenyataannya Imam Syafii tidak fanatik pada madzhab Malikiyah yang berlaku dijaman itu, disaat beliau masih hidup". Si Kyai terdiam, karena memang gak ada dalilnya wajib fanatik pada salah satu madzhab. Justru fanatik pada salah satu madzhab merupakan sumber perpecahan dalam umat muslim, dan ini melanggar perintah Allah dan RasulNya.
Waallahua'lam.

Terpecahnya kaum muslimin menjadi berbagai aliran keagamaan atau pun berbagai partai politik adalah fenomena yang memilukan sekaligus perilaku yang terlarang karena bertabrakan dengan berbagai ayat al Qur’an dan berbagai hadits Nabi di antaranya:
Dari Alquran :
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا} ,
Yang artinya, “Berpegang teguhlah kalian semua dengan agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah” [QS ali Imran:103]
وقوله سبحانه : {إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ} الآية
Yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terbagi menjadi beberapa kelompok sama sekali engkau bukanlah bagian dari mereka” [QS al An’am:159].
وقوله سبحانه قال الله تعالى: {إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أمة وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ]} ,
Yang artinya, “Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu. Aku adalah sesembahan kalian maka sembahlah aku” [QS al Anbiya:92]
وفي الآية الأخرى : {وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُون} ,
Dalam ayat yang lain, “Dan aku adalah Rabb kalian maka bertakwalah kalian kepadaku” [QS al Mukminun:52].
وقال تعالى: {وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ}.
Yang artinya, “Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah sampai kepada mereka berbagai bukti yang nyata. Untuk mereka siksaan yang besar” [QS Ali Imran:105].
Dari hadist :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum Muslimin dalam saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menolong di antara mereka seperti perumpamaan satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakan pula dengan demam dan tidak bisa tidur” (HR Imam Muslim dalam Shahih-nya.)
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan, sebagiannya menguatkan yang lainnya.”(HR Bukhari dan Muslim.)
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang dari kalian tidak beriman (dengan sempurna, Red) sampai ia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya dengan apa yang dia dicintai dirinya” (HR Bukhari dan Muslim.)
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya”.
الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ لَا يخذلهُ ولا يحقره وَلَا يُسْلِمُهُ
“Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak merendahkannya, dan tidak menyerahkannya (kepada musuh)”.

No comments:

Post a Comment