Sunday, August 28, 2016

Pemuda Papua Ahlu Sunnah dan Habib



Pemuda Papua Ahlu sunnah dan Habib

Seorang pemuda Papua baru pulang mengikuti sebuah kajian sunnah disebuah kota, dia menaiki sebuah kereta api untuk menuju kota dimana dia tinggal, tampa sengaja dia duduk berhadapan dengan seorang habib terkenal, dia bersama rombongannya,  dan mereka terlibat dalam sebuah pembicaraan  tentang tata cara berdoa, si Habib mengetahui didepannya seorang wahabi, dengan semangat untuk mempengaruhi dia berkata,"doa yang mudah dikabulkan oleh Allah yakni dengan cara bertawassul ke makam-makam orang suci, ulama2 besar, yakni para wali, melalui bantuan doa orang2 shaleh, karena itu cara paling cepat. Kalau anda berdoa langsung kepada Allah itu ibarat anda beli mobil BMW langsung ke Jerman, tentu bikin repot dan lama, padahal di kota anda ada dealer BMW. Maka datangi saja orang2 shaleh dan juga makam2 wali wahai pemuda, niscaya doamu cepat dikabulkan". Sesaat si pemuda Papua terdiam lama, sebenarnya dia enggan mendebat siHabib, namun karena sang Habib ngomong terus ingin menanamkan syubhat pada dirinya maka membuat dia sedikit gusar, lalu berkata," Mohon maaf ya Habib yang mulia, jika memang harus demikian dalam bertawassul, menurut saya Allah tidak adil", si Habib mendengar perkataan pemuda Papua terheran-heran," kok bisa Allah gak adil?", si pemuda Papua berkata," iya bib, jika berdoa harus melalui tawassul pada ulama2 besar dan harus melalui makam2 wali, sementara orang2 yang dianggap shaleh itu ada di Jawa, juga makam2 wali itu ada diJawa, bagaimana dengan orang2 yang tinggal di Papua???, jika doa mereka ingin dikabulkan dengan cepat maka mereka harus bertawassul seperti itu, artinya mereka harus naik kapal berminggu-minggu agar dapat sampai ke Jawa, baru kemudian mereka dapat berdoa di tempat orang2 yang dianggap shaleh dan di makam2 itu. Enak dong orang2 di Jawa, jika ingin doanya cepat terkabul mereka dekat, ini jelas Allah gak adil". Si habib langsung terdiam.

Lalu si pemuda Papua menyampaikan sebuah hadist.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لِيَسْأَلَ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا حَتَّى يَسْأَلَهُ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ
"Hendaknya salah seorang dari kalian meminta kepada Robnya seluruh kebutuhannya (hajatnya) bahkan sampai untuk memperbaiki tali sandalnya jika terputus" (HR At-Thirmidzi, dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-Misykaat no 2251, akan tetapi dalam sanad hadits ini ada pembicaraan, sehingga Al-Albani berubah pendapatnya dan melemahkannya di Ad-Do'iffah no 1362.

Juga sebuah ayat

Allah berfirman :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan" (QS An-Naml : 62)

Dan Robbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguh-Nya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadahah kepadaKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.)) (al-Mukmin/40:60)

Si Habib terkenal dan rombongannya makin terdiam.

No comments:

Post a Comment