Monday, August 22, 2016

Ketika anak dididik untuk mengejar dunia.

Ketika anak dididik untuk mengejar dunia.


Dikisahkan ada seorang pegawai baru disebuah rumah panti jompo, dia bekerja dari pagi hingga malam ditempat itu, menjelang malam ketika para penghuni akan tidur dia baru pulang. Namun ketika melangkah pergi pulang dan menyusuri kamar-kamar dimana tempat para penghuni panti jompo yang sudah tua renta bersiap tidur, dia melihat beberapa orang menangis diatas tempat tidurnya, dan ini membuatnya heran. Malam berikutnya juga dia menjumpai hal serupa, beberapa orang tua itu menangis ketika menjelang tidur. Pada keesok harinya ketika makan siang dia melayani para orang tua itu untuk makan, ketika sambil menyediakan makan, karena diliputi penasaran kenapa para orang tua itu menangis hampir tiap malam, maka dia bertanya ada salah satu orang tua, "wahai ibu, setiap malam ketika saya pulang saya sering lihat beberapa orang tua disini menangis ketika menjelang tidur, apa yang mereka tangisi?, apakah karena makanan disini buruk bu?", ibu tua yang ditanya agak terkejut, lalu dia bilang,"bukan, bukan karena makanannya buruk, enak kok makanan disini". Pegawai itu makin penasaran, "apakah karena tinggal disini tidak nyaman wahai ibu?", ibu tua jawab,"bukan juga karena itu, disini sangat nyaman kok". Pegawai itu makin penasaran, "Lalu apa masalahnya? Kenapa mereka menangis?, pasti ada sebab sehingga itu terjadi", lalu dengan suara berat ibu tua itu menjelaskan kenapa beberapa diantara mereka menangis disaat malam,"wahai anak muda, taukah kami menangis bukan kerena makanan buruk atau karena hidup disini tidak nyaman. Namun kami menangis karena teringat hampir setiap hari, ketika kami diantar dulu ketempat ini oleh anak kami. Anak yang kami didik dengan penuh kasih sayang dari bayi hingga dewasa justru menganggap kami adalah aib baginya. Kami berada disini karena alasan-alasan sepele, anak kami merasa terbebani dengan keberadaan kami dirumah mereka, sehingga mereka mau kehilangan sejumlah uang agar kami dirawat dan tinggal dipanti jompo ini, dan dengan demikian kami tidak menggangu kehidupan mereka, bagi anak kami kehilangan uang tidak masalah asal mereka kehilangan kami, betapa tidak berharganya kami dimata anak-anak kami sendiri". Lalu sang ibu tua itu menangis kesenggukan, air matanya menyusuri keriput-keriput diwajahnya.
Dikutip dr dauroh Ustadz Maududi Abdullah Lc.
Ketika menyampaikan ini ustadz menangis, begitupun juga para jamaah.

No comments:

Post a Comment