Tuesday, August 2, 2016

memilih durian perlu ilmunya


Memilih durian saja perlu ilmu.

Ada sebuah rombongan pariwisata dari sebuah kota besar mengunjungi sebuah obyek wisata, ketika melewati penjual durian rombongan itu tertarik membeli durian, maka mereka turun semua dari mobil dan mulai memilih-milih durian yang akan dibeli, namun karena mereka rata-rata adalah orang kota yang tidak tau ilmu memilih durian maka ketika si pedagang ditanya oleh salah seorang anggota rombongan wisata, "mana bang yang masak dan enak?", si pedagang bilang, " pokoknya yang baunya harum", langsung saja semua anggota rombongan membaui durian yang dipegangnya, dan dirasa baunya harum enak maka mereka segera membelinya, dan merekapun meneruskan perjalanan. Sesampai ditujuan wisata rombongan itupun ramai2 membuka duriannya, namun ternyata dari semua durian yang dibeli tak satupun yang dapat dimakan karena mengkal alias mentah, akhirnya mereka mengomel bersamaan karena merasa ditipu mentah2 oleh pedagang durian. Rupanya si penjual durian membuat duriannya berbau harum semua dengan cara disemprot air rendam dari durian yang sudah pecah(terbuka) dan nyaris busuk sebelum dijajakan dipinggir jalan, tentu membuat durian mentahnya harum semua seperti durian matang.
Jika perkara durian saja kita harus punya ilmunya agar tidak mudah ditipu, apalagi dalam urusan agama?, maka soal agama wajib kita berilmu agar tidak mudah jadi korban penipuan setan. Dengan ilmu agama yang benar yang kita miliki maka kita akan mampu membedakan mana amalan bid'ah dan mana amalan sunnah, kita jadi tau mana perkara haram dan mana perkara halal, demikian juga kita tau mana hidayah dan mana kesesatan.
Waallahua'lam.

Allâh Ta’ala berfirman:

قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَاحُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّاحُمِّلْتُمْ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَاعَلَى الرَّسُولِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ

Katakanlah: “Ta’atlah kepada Allâh dan ta’atlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tiada lain kewajiban Rasul hanya menyampaikan (amanat Allâh) dengan terang”. [an-Nuur/24:54].

Dikutip dr dauroh Ustadz Maududi Abdullah Lc.

No comments:

Post a Comment