Saturday, October 27, 2018

BINGUNG KHAN SEKARANG ?


Oleh Siswo Khusyudhanto
Ada beberapa teman yang sudah terlanjur membeli berbagai atribut berlafadzkan kalimat tauhid menanyakan kepada saya pertanyaan seputar itu, seperti :
- Saya biasa mencuci kain dengan menginjak-injaknya, dan sekarang saya sudah terlanjur membeli bendera dengan lafadz tauhid, kaos dengan lafadz tauhid, dan topi dengan lafadz tauhid, apakah boleh diinjak dalam rangka untuk mencucinya?
- Saya sudah membeli kaos dengan lafadz tauhid kemudian saya mencuci dengan mesin cuci, apakah boleh dicuci bersamaan dengan celana anak saya bekas ompol?
- Saya membeli kaos dengan lafadz tauhid, bolehkan saya gunakan untuk datang ke acara konser musik?
Dan seterusnya.
Banyak pertanyaan aneh seputar produk dengan tulisan berlafadzkan tauhid, namun sulit dijawab, bahkan saya tanyakan kepada para ustadz, juga mereka sulit menjawabnya.
Dalam sebuah kajian ada seorang ustadz menerangkan soal ini, bahwa dalam ribuan hadist tidak sekalipun disebut bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam ataupun para sahabat mereka menuliskan ayat2 Al-Qur'an di suatu tempat, karena bagi mereka ayat Al-Qur'an dimuliakan sebagai mana kedudukannya, kedudukan Al-Qur'an bagi mereka adalah pedoman hidup, petunjuk segala perkara yang berkaitan dengan dunia dan Akhirat, Ayat Al-Qur'an bukan sekedar simbol atau hiasan seperti kebanyakan manusia memperlakukan seperti saat ini, waalahua'lam.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur`ân) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [al-A’râf/7:52].
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur`ân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [an-Nahl/16:89]
--------
KEEMPAT MAHZAB MELARANG MENULIS AYAT AL-QUR'AN DISEMBARANG TEMPAT, DIANTARANYA YAKNI MAHZAB SYAFI'IYAH.
Keterangan Imam an-Nawawi (w. 676 H) dalam kitabnya at-Tibyan,
مذهبنا أنه يُكره نقش الحيطان والثياب بالقرآن , وبأسماء الله تعالى
Madzhab kami (syafiiyah), dibenci menuliskan al-Quran atau nama Allah di tembok atau kain.
Di tempat lain, beliau mengatakan,
لا تجوزُ كتابة القرآن بشيءٍ نجسٍ , وتُكره كتابته على الجدران عندنا
Tidak boleh menuliskan al-Quran dengan tinta najis. Dan dibenci menuliskan al-Quran di dinding, menurut madzhab kami. (at-Tibyan fi Adab Hamalah al-Quran, hlm. 89).
Keterangan Muhammad as-Syirbini (w. 977 H),
ويُكره كتبُ القرآن على حائط ولو لمسجد , وثياب , وطعام , ونحو ذلك
Dibenci menuliskan al-Quran di dinding, meskipun milik masjid, atau di baju atau makanan, atau semacamnya. (al-Iqna’ fi Halli Alfadz Abi Syuja’, 1/104).
Keterangan as-Syarwani (w. 1301 H),
يُكره كتبُ القرآن على حائط , وسقف , ولو لمسجد , وثياب , وطعام , ونحو ذلك
Dibenci menuliskan al-Quran di dinding atau atap, meskipun milik masjid, atau di baju, atau semacamnya. (Hasyaiyah as-Syarwani, 1/156).
Keterangan as-Suyuthi (w. 911),
قال أصحابنا : وتكره كتابته على الحيطان , والجدران , وعلى السقوف أشدّ كراهة
Para ulama madzhab kami mengatakan, dibenci menuliskan al-Quran di dinding dan lebih dilarang lagi menuliskannya di atap. (al-Itqan fi Ulum al-Quran, 2/454).
Sumber Referensi, "Dilarang Memasang Kaligrafi?", Karya Ustadz Ammi Nur Baits, di konsultasi syariah.co

No comments:

Post a Comment