Tuesday, October 23, 2018

BAHAYA ORANG YANG MEMBIARKAN DIRINYA BODOH


Oleh Siswo Khusyudhanto
Dalam kajian Ustadz Erwandi Tarmizi, beliau membahas kisah seorang pengusaha yang berusaha mengajak teman-teman nya untuk belajar ilmu Muamalah namun tidak berhasil.
Suatu hari Ustadz Erwandi Tarmizi ditemui oleh seorang pengusaha besar di Tanah Abang yang menjual jam tangan secara grosir, pengusaha itu menceritakan pernah melihat video kajian Ustadz Erwandi Tarmizi di YouTube mengenai terlarangnya menjual merk orang lain, alias bajakan, sejak mengetahui hal tersebut si pengusaha itu kemudian berhenti menjual jam tangan merk orang lain, atau bajakan, dia kemudian mengambil langkah antisipasi, dia pergi ke Negri China datang ke Pabrik pembuat jam tangan, disana dia minta pihak pabrik membuat jam tangan dengan merk dia sendiri, alias tidak menggunakan merk orang lain lagi. Dan Alhamdulillah sejak menggunakan merk sendiri usahanya berkembang pesat, bahkan saat ini si pengusaha sudah punya merk sendiri sejumlah 5 merk.
Kemudian si pengusaha bertanya kepada Ustadz Erwandi Tarmizi tentang kedudukan harta yang dia peroleh selama ini dari penjualan merk orang lain(bajakan), yakni sekitar 20 tahun lebih. Ustadz Erwandi Tarmizi kemudian menyarankan untuk dihitung berapa perkiraan yang didapatkan dari menjual merk orang lain itu, lalu si pengusaha menghitung hartanya lalu mengatakan kepada ustadz sekitar 5 milyar rupiah. Ustadz kemudian menyarankan uang 5 milyar itu disedekahkan dengan menggunakan atas nama pemilik merk yang produknya dibajak selama ini. Si pengusaha menyanggupi saran dari ustadz kemudian dia menjual salah satu rumahnya yang seharga 5 milyar dan disedekahkan, namun si pengusaha meminta ustadz untuk memberi kajian tentang Muamalah Syariah kepada para pedagang di Tanah Abang, dan beliau menyanggupi permintaan si pengusaha.
Tepat pada hari yang ditentukan Ustadz Erwandi Tarmizi memberikan kajian di Tanah Abang, banyak yang datang saat itu untuk menyimak kajian beliau, dan setelah itu ditentukan lagi ada kajian sesi kedua di tempat yang sama untuk lebih memperdalam ilmu Muamalah Syariah.
Namun ketika pada hari kajian sesi kedua, sangat sedikit jamaah yang datang ke kajian itu, kebanyakan mereka tidak datang mungkin beralasan jika mengetahui ilmu akad halal dan haram tentu harus mengamalkan, dan jika tidak mengetahui ilmunya mungkin lebih baik karena tidak perlu mengamalkan.
Padahal jika seseorang membiarkan dirinya bodoh adalah sebuah sikap yang membahayakan dirinya, dapat terjadi dia melakukan sesuatu yang haram seperti riba tampa di ketahui olehnya, padahal riba mendatangkan azab baik didunia apalagi di akhirat kelak.
Bahaya orang yang membiarkan dirinya bodoh dan tidak mau belajar kemungkinan tertimpa dua dosa sekaligus, yakni dosa tidak mau belajar dan dosa karena dia bodoh.
Waalahua'lam.
Allah ta’ala berfirman,
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
Allah ta’ala berfirman:
“Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.” (QS. Az-Zumar: 9)

No comments:

Post a Comment