Saturday, February 4, 2017

Pentingnya menjaga kebersihan Aqidah kita.


Jika pada suatu saat anda merasa kehausan dan ingin meneguk segelas air, kemudian anda beranjak ke dapur dan mengambil sebuah gelas dimeja, namun setelah anda amati gelas itu ternyata dalam keadaan kotor, tentu anda akan berusaha membersihkan dulu gelas itu sebelum anda gunakan untuk menampung air yang akan anda minum, itu anda lakukan karena anda takut jika gelas yang kotor itu membawa sejumlah penyakit yang membahayakan diri anda, entah mungkin takut sakit perut dan semacamnya. Jika dalam perkara kebersihan gelas kita begitu hati-hati harusnya dalam perkara kebersihan aqidah tauhid kita harusnya jauh lebih berhati-hati lagi, karena jika gelas yang kotor beresiko bagi kita untuk sakit didunia, sementara kekotoran aqidah kita dalam mencelakakan kita baik didunia dan akherat. Maka wajib bagi kita selalu menjaga kebersihan Aqidah Tauhid kita dari hal-hal yang mengotorinya seperti perbuatan kemaksiatan, kebid'ahan dan paling berbahaya yakni adalah kesyirikan, karena dengan terus berhati-hati menjaga kebersihan aqidah kita akan membuat kita selamat.
Akidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan. Hal ini sebagaimana ditetapkan oleh Allah Ta’ala di dalam firman-Nya:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi: 110)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh, apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)
Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima apabila tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah para Rasul sangat memperhatikan perbaikan akidah sebagai prioritas pertama dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka; menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.
Referensi dr web muslim.or.id.co

No comments:

Post a Comment