Sunday, February 19, 2017

Agama ini tidak perlu dikoreksi karena telah sempurna.


Dalam sebuah sesi debat Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas mengatakan, "Allah Azza Wajalla telah menyebutkan bahwa agama ini telah sempurna, sehingga tidak perlu penambahan dan pengurangan terhadap muatan didalamnya, dari soal aqidah sampai soal syariat. Maka jika ada sekelompok orang membuat amalan dan bersikap yang menyelisihi amalan Sunnah dengan alasan ini lebih baik tentu sama halnya mengkoreksi perkataan Allah Azza Wajalla, seakan mereka lebih mengetahui mana yang lebih sempurna dari Allah Azza Wajalla, dan hukumnya haram mengkoreksi perkataan Allah Azza Wajalla karena berlawanan dengan sikap seharusnya seorang muslim yakni samina wato'na, dengar dan taati".
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Maka ridhailah Islam untuk diri kalian, karena ia merupakan agama yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla. Karenanya Allah mengutus Rasul yang paling utama dan karenanya pula Allah menurunkan Kitab yang paling mulia (Al-Qur-an).
Mengenai firman-Nya : اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu.” ‘Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, “Maksudnya adalah Islam. Allah telah mengabarkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman bahwa Allah telah menyempurnakan keimanan kepada mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan penambahan sama sekali. Dan Allah Azza wa Jalla telah menyempurnakan Islam sehingga Allah tidak akan pernah menguranginya, bahkan Allah telah meridhainya, sehingga Allah tidak akan memurkainya, selamanya.”
Asbath mengatakan, dari as-Suddi, “Ayat ini turun pada hari ‘Arafah, dan setelah itu tidak ada lagi ayat yang turun, yang menyangkut halal dan haram. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali dan setelah itu beliau wafat.”
Ibnu Jarir dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia setelah hari ‘Arafah, yaitu setelah 81 hari.” Keduanya telah diriwayatkan Ibnu Jarir. Selanjutnya ia menceritakan, Sufyan bin Waki’ menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, dari Harun bin Antarah, dari ayahnya, ia berkata, “Ketika turun ayat: اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu.” Yaitu pada haji akbar (besar), maka ‘Umar Radhiyallahu anhu menangis, lalu Nabi Shalalllahu ‘alaihi wa salalm bertanya, “Apa yang menyebabkan engkau menangis?” ‘Umar Radhiyallahu anhu menjawab, “Aku menangis disebabkan selama ini kita berada dalam penambahan agama kita. Tetapi jika telah sempurna, maka tidak ada sesuatu yang sempurna melainkan akan berkurang.” Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau benar.”
----------------------------------------------------
Hebatnya setan menipu manusia dengan amalan2 bid'ah, mereka yakin dengan amalannya mendulang pahala dan membuat agama ini makin baik, padahal kelak tidak ada pertanyaan2 atas amalan2 itu.
Tidak ada pertanyaan ikut tahlil kematian berapa kali.
Tidak ada pertanyaan ikut perayaan maulid nabi berapa kali.
Tidak ada pertanyaan ikut acara shalawatan dilapangan berapa kali.
Tidak ada pertanyaan ikut khuruj ke India berapa kali.
Dst.
Karena jika kelak ada pertanyaan2 itu disaat hisab pasti Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sudah mengajarkan kepada umatnya, waallahua'lam.

No comments:

Post a Comment