Monday, December 24, 2018

SUNGGUH KETIKA DIHINA ADALAH SANGAT BERAT


Oleh Siswo Kusyudhanto
Suatu hari saya berusaha menasehati seorang teman yang melakukan amalan tahlil kematian untuk orang tuanya, seperti adat didaerahnya jika ada orang meninggal maka mereka mengadakan tahlil kematian, dan diselenggarakan dengan sangat meriah, bahkan untuk menyediakan makanan bagi jamaah Tahlil Kematian mereka harus menyembelih kambing dan ayam, juga menyediakan rokok yang jumlahnya tidak sedikit, akibatnya biayanya sangat besar, sampai seperti teman itu meminjam uang ke rentenir yang jelas akadnya jelas riba, bunganya jelas sangat tinggi.
Namun nasehat saya kepada teman itu tidak dihiraukannya, padahal saya sudah menyakinkan bahwa amalan ini tidak ada sunnahnya sama sekali, bahkan dijaman nabi dan para sahabat banyak juga orang mati karena perang dan sakit, namun tidak sekalipun mereka mengadakan acara serupa, membuktikan amalan ini sebenarnya tidak perlu diselenggarakan karena tidak ada tuntunannya sama sekali.
Namun nasehat saya dibalas dengan perkataan sangat keras dan cenderung mirip hinaan, dia berdalih bahwa ini amalan sudah turun temurun sejak dulu kala seperti itu, dan mengatakan saya mudah menyebut orang lain membid'ahkan dan mengkafirkan, subhanaAllah.
Mendengar itu langsung saya terdiam dan kemudian pergi meninggalkannya, sambil menahan rasa sakit hati, karena maksud baik saya justru dibalas dengan sesuatu yang buruk, bahkan dituduh sangat buruk, subhanAllah, sungguh hidayah adalah milik Allah Azza Wa Jalla.
Beberapa waktu berlalu dan kemudian hari saya dengar teman saya itu terlilit hutang jutaan rupiah kepada rentenir dan harus menjual beberapa barang dirumahnya untuk menutup hutangnya yang terus berbunga dan berbunga, subhanAllah.
Jadi teringat kisah dalam Shirah Nabawi ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa sallam saat beliau mendapatkan banyak hinaan dari kaumnya dengan berbagai sebutan, mulai orang gila sampai tukang sihir dan sebagainya, namun beliau selalu sabar, selalu istiqomah mendakwahkan agama ini, semoga beliau menjadi panutan kita semua agar istiqomah diatas Tauhid dan Sunnah, dan istiqomah menghindari Syirik dan Bid'ah, aamiin.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ
“Sesungguhnya kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu)” (QS. Al-Hijr [15]: 95)
Dan juga berfirman,
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka menakut-nakutimu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (QS. Az-Zumar [39]: 36)
Sumber Referensi, "ketika-rasulullah-shallallahualaihi-wasallam-dihina-dan-direndahkan", karya Diterjemahkan dari status facebook Syaikh Dr. Muhammad bin ‘Umar bin Salim Bazmul hafidzahullah pada tanggal 18 Januari 2015 pukul 19:03., di almanhaj.or.

No comments:

Post a Comment