Sunday, December 9, 2018

BIKIN RUMAH DI DUNIA SAJA TIDAK BOLEH ASAL-ASALAN, APALAGI RUMAH DI SURGA ?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang usatdz menyebutkan, " jika kita akan mendirikan sebuah bangunan maka akan kita hitung kontruksinya sedemikian detail, mulai campuran semennya, besarnya besi yang digunakan sebagai rangkanya, berapa besar pondasi yang digunakan menopang bangunan yang akan dibangun diatasnya, dihitung sedemikian detailnya agar bangunan yang berhasil dibangun cukup kuat dan layak digunakan dikemudian hari.
Andai dalam membangun bangunan itu asal-asalan, semisal campuran semennya harusnya 1 sak semen :5 pasir dibuatnya 1 sak semen : 12 pasir, kemudian besi rangkanya harusnya ukuran 12 dibuatnya besi ukuran 5 dan seterusnya, semuanya asal-asalan dalam membangunnya.
Pastilah bangunan itu ketika berdiri sangat rawan ditinggali karena sangat rentan untuk roboh, dan dapat membahayakan orang-orang yang tinggal dan menggunakan bangunan itu.
Demikian bahayanya jika kita bersikap ngarang2 sendiri atau asal-asalan dalam bangunan di dunia, nyawa kita taruhannya, tentu untuk membangun rumah di surga/akhirat yang jauh lebih penting dari membangun bangunan dunia karena keinginan kita tinggal selama-lamanya didalamnya harusnya kita harus seusai syariat Allah dan RasulNya, dan sangat berbahaya jika dalam beragama kita asal-asalan, ngarang2 sendiri dalam syariat agama, resikonya bukan saja azab didunia namun juga mengancam akhirat kita, yakni kita terancam diazab neraka, bahkan jika dalam amalan yang kita kerjakan bercampur dengan kesyirikan dapat terjadi kita selama-lamanya diazab neraka.
Maka sebaik-baik dalam beragama adalah hanya mengikuti syariat Allah dan RasulNya, dan jauhi sikap mengarang-ngarang sendiri dalam agama, waalahua'lam.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا
“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil …” [Al-An’aam: 115]
Maksudnya benar dalam kabar yang disampaikan, dan adil dalam seluruh perintah dan larangan. Setelah agama disempurnakan bagi mereka, maka sempurnalah nikmat yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Maka ridhailah Islam untuk diri kalian, karena ia merupakan agama yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla. Karenanya Allah mengutus Rasul yang paling utama dan karenanya pula Allah menurunkan Kitab yang paling mulia (Al-Qur-an).
Sumber Referensi : "Islam-adalah-agama-yang-sempurna", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, di almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment