Sunday, September 10, 2017

Kalau menyampaikan ayat Alquran dan hadist dikatakan tidak berakhlak, apakah yang membubarkan kajian dan merobohkan masjid adalah lebih berakhlak?





Oleh Siswo Kusyudhanto

Ada teman bertanya kepada saya, kenapa memilih manhaj salaf sebagai jalan hidup, saya jawab singkat karena manhaj ini dalam proses beragama melalui proses belajar dalil Sahhih kemudian berusaha mengamalkan dalam kehidupan, terutama soal akhlak kepada Allah dan RasulNya, serta menggunakan akhlak kepada manusia.
Makanya saya heran jika ada sebagian orang mengatakan para ustadz yang menyiarkan dakwah Salaf dicap tidak berakhlak, karena faktanya mereka selalu menekankan soal menjaga akhlak yang baik. Belum sekalipun saya dengar mereka mengajak berbuat anarkis, merusak milik orang lain, apalagi menghalangi pembangunan masjid, atau hal buruk lainnya.
Justru sebaliknya mereka yang ngaku2 berakhlak baik dalam kenyataannya jauh dari yang didengungkan, mereka sudah ratusan kali berbuat anarkis pada  yang tidak sepaham dengan mereka. Diantaranya yakni membubarkan kajian Sunnah diberbagai kota di negri ini, semisal di Aceh Besar mereka mengusir jamaah ponpes akhwat agar keluar dari Aceh Besar, mereka membubarkan kajian tafsir di Masjid Ma'had Ibnu Katsir Banda Aceh, mereka membubarkan kajian Ustadz Khalid Basalamah di Samarinda, Sidoarjo dan beberapa kota lainnya, mereka menghalangi kajian Ustadz Syafig Reza Basalamah di Sumenep, Surabaya, dan beberapa kota lainnya. Mereka menghalangi kajian Ustadz Firanda Adirja di kota Tegal, Batu dan beberapa kota lainnya. Mungkin sudah ada ratusan ustadz diperlakukan buruk oleh mereka. Belum lagi soal bangunan yang mereka teror, mulai Magelang, Pekalongan, Sidoarjo, dan banyak lagi kota lainnya.
Kalau dikumpulkan kasus perbuatan anarkis mereka mungkin ada ratusan kasus serupa.
Sebaliknya tidak ada satupun kasus dimana amalan bid'ah seperti tahlil kematian atau maulid nabi dibubarkan, bahkan ketika itu diadakan ditengah lingkungan jamaah paham Ahlu Sunnah Manhaj Salaf sekalipun.
Hal ini dengan nyata sudah membuktikan dipihak mana paham yang mengajarkan akhlak mulia kepada umat ini.
Semoga Allah menyatukan umat ini diatas paham Manhaj Salaf yang sahhihah, jauh dari syubhat dan syahwat, aamiin.
Salah satu doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
“Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif ‘anni sayyi-ahaa, laa yashrif ‘anni sayyi-ahaa illa anta [artinya: Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalinggkannya kecuali Engkau].” (HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi Tholib)

No comments:

Post a Comment