Saturday, September 30, 2017

Bid'ah Hasanah dari Imam Syafii?

Imam Syafi'i adalah Ulama Ahlu Sunnah, bukan ulama Ahlul Bid'ah.

Oleh Siswo Kusyudhanto

Setiap kali menegur seseorang yang mengamalkan amalan bid'ah maka orang yang ditegur itu selalu berlindung dengan fatwa yang katanya dari Imam Syafi'i, yakni ada pembagian bid'ah Hasanah dan Bid'ah dholallah. Padahal fatwa yang dimaksud ada dalam Manakib Al Baihaqi, disampaikan dari salah satu murid beliau yakni Harmalah bin Yahya itu yang dimaksud adalah konteks istilah, bukan konteks amalan seperti yang dipahami para pelaku bid'ah. Maka ketika ditanyakan balik kepada mereka di kitab mana Imam Syafi'i mengajak pengikutnya mengamalkan amalan2 bid'ah seperti tahlil kematian, maulid nabi, shalawat nariyah dan seterusnya pasti terjadi skak mat, karena faktanya justru dalam kehidupannya Imam Syafi'i adalah ulama yang sering berdebat dengan para pelaku kebid'ahan sehingga digelari NASHIRUS SUNNAH(Penolong Sunnah).

Dalam sebuah kajian Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas mengatakan, " mereka yang mengamalkan amalan bid'ah sering berdalih menggunakan perkataan Imam Syafi'i tentang adanya bid'ah Hasanah dan Bid'ah Dholallah, padahal yang dimaksudkan beliau adalah dalam konteks istilah, bukan konteks amalan. Maka tidak akan kita temukan Imam Syafi'i mengajak orang lain untuk melakukan amalan bid'ah dikitab manapun karya beliau."

Imam Syafi’i Tidak Mempunyai Akidah?

Sesunguhnya para ulama di sepanjang zaman bersepakat bahwa Imam Syafi’i rahimahullah  adalah mujaddid di zamanya. [Al Khazain As Saniyyah (hal. 108) karya ‘Abdul Qadir Al Mandili] Karena keilmuan dan perjuangan beliau yang begitu gigih. Imam Ahmad, selaku muridnya, pernah mengatakan, “Dahulu ilmu fikih itu terkunci, sampai kemudian datang Imam Syafi’i membukanya.”

Jika seseorang yang memperhatikan madzhab Imam Asy Syafi’i dengan sebenar-benar perhatian, niscaya ia akan mendapatkan bahwa madzhab yang beliau dirikan adalah madzhab yang berasaskan ushul Ahlissunnah wal Jama’ah. Ini karena beliau melihat di zamannya banyak bermunculan kelompok-kelompok sesat yang berkembang, seperti Zindiq, Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, dan ahli kalam lainnya. [Al Imam Asy Syafi’i wa Madzhabaih Al Qadim wal Jadid hal. 121 karya Dr. Ahmad Nahrawi ‘Abdussalam]

Imam Abul Muzhaffar As Sam’ani Asy Syafi’i rahimahullah dalam kitabnya, Al Intishar li Ash-habil Hadits, setelah beliau menjelaskan sikap Imam Asy Syafi’i terhadap ilmu kalam dan ahlinya, beliau berkata, “Tidak sepantasnya bagi seseorang yang membela madzhabnya dalam furu’ (fikih) namun kemudian membenci metodenya dalam ushul (akidah).” [Dinukil As Suyuthi dalamShaunul Manthiq]

Imam Ibnu Qayyimil Jauziyyah rahimahullah dalam Ijtima’ul Juyusyil Islamiyyah (hal. 150) menukilkan perkataan Imam Abu ‘Amru As Sahrawardi dalam kitab Ushuluddin, “Imam kami dalam ushul & furu’, yaitu Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i

Sumber referensi, " Bermadhzab Syafi'i beraliran Asy'ari", karya Firman Hidayat di Musli.or.id

No comments:

Post a Comment