Friday, September 16, 2016

Ayah yang diIslamkan oleh anaknya.


Dikisahkan pada sebuah keluarga yang beragama biasa-biasa saja, ayah di keluarga itu jika menegakkan shalat hanya hari jumat dan saat hari raya saja, demikian juga ibunya, bagi mereka agama tidak terlalu penting, mereka memiliki seorang anak usia 5 tahun, dan saatnya masuk sekolah TK, maka kedua orang tuanya mencarikan sekolah baginya. Tak jauh dari rumah mereka ada sekolah baru berbasis keIslaman, maka anak itu didaftarkan kesekolah itu dengan alasan dekat rumah mereka. Ini sebenarnya adalah sebuah "kesalahan" yang benar, karena disekolah itu ternyata bermanhaj lurus, sehingga para pengajarnya memberikan pelajaran agama sebaik mungkin. Termasuk si anak itu juga mendapat pelajaran intensif tentang agama dari para ustadz dan ustadzahnya.
Sampai suatu sore ketika dirumah si ayah sedang santai membaca koran didepan layar tv yang sedang menyiarkan berita ditemani sang anak, saat seperti itu terdengar suara adzan dari masjid terdekat, si anak melihat sang ayah sedang asyik membaca koran sementara suara adzan maghrib telah berkumandang tentu heran, dengan polosnya si anak menegur, " Ayah, kenapa ayah masih membaca koran?, kata guru adek di sekolah tadi jika adzan sudah berkumandang artinya kita bersiap untuk shalat berjamaah di masjid", mendengar hal itu ayahnya tersentak, kaget, padahal kalimat tentang kewajiban shalat berjamaah sudah didengarkan ratusan kali atau bahkan ribuan kali dari para ustadz dan kyai, di dalam khutbah jumat, khutbah shalat ied atau juga dalam siaran ceramah di tv, koran dan seterusnya, namun dia baru kali ini mendengarkan hal itu dari anaknya, dari keturunannya yang membawa darahnya didalam tubuhnya, dan usianya yang baru lima tahun. Sesaat kemudian dia beranjak mengambil wudhu kemudian mengajak anaknya menuju masjid untuk shalat berjamaah. Dan sejak saat itu dia selalu tertib shalat berjamaah di masjid dengan anaknya.
Dikutip dr Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah.

No comments:

Post a Comment