Thursday, September 29, 2016

Agama tidak dibangun dengan akal, tapi diatas dalil sahhih.


Melihat beberapa video di youtube seorang kyai yang berdakwah dengan musik gamelan, dan terkenal dengan istilah2 anehnya serta selalu berargumen berlandaskan akalnya, serta juga terasa miskin dalil, jadi prihatin melihatnya. Itu mantan idola saya dulu, sewaktu masih mengagungkan akal semata, ternyata keindahan akal itu sebuah kebohongan yang nyata, tipu mushlihat setan, karena agama yang haq bukan di bangun diatas akal, tapi diatas dalil sahhih. Semoga dia dan saya mendapat hidayah dari Allah, agar mengetahui jalan mana yang haq, Aamiin.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya:
“Katakanlah : ‘sesungguhnya aku memberi peringataan kepada kalian dengan wahyu". (QS. Al Anbiya : 45).
"Dan tiadalah yang diucapkannya (Nabi) itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)".(QS. An Najm :3-4)
"Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat." (QS. Saba' : 50)
Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu berkata:
“Seandainya agama ini dengan akal maka tentu bagian bawah khuf lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. Dan sungguh aku melihat Rasulullah mengusap bagian atas khuf-nya.”
[Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud di dalam Sunan-nya no. 162. Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i rahimahullah berkata di dalam kitab Al-Jami’us Shahih Mimma Laisa fish Shahihaini (1/61) Bab Ma Ja’a Fi Dzammi Ra’yi (Bab Tercelanya Mengutamakan Akal Pikiran): “Riwayat ini shahih.” Para perawinya adalah perawi kitab Shahih kecuali Abdu Khair, namun dia ditsiqahkan oleh Ibnu Ma’in sebagaimana dinukilkan di dalam kitab Tahdzibut Tahdzib, juga di riwayatkan oleh Abu Dawud dishahihkan As-Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no:162].
Hujjah yang paling baik tentang bolehnya mengusap di atas khuf ialah riwayat Imam Muslim, dari Al-A'Masy dari Ibrahim dari Hammam berkata, "Jarir kencing kemudian berwudhu' dan mengusap di atas kedua khufnya. Lalu ia ditanya, 'Kamu melakukan ini?' Jawabnya, 'Ya,' (karena) saya pernah melihat Rasulullah saw. kencing lalu berwudhu' dengan mengusap di atas kedua khufnya."?
Al-A'masy bertutur bahwa Ibrahim menegaskan, "Adalah para ulama terkagum oleh hadits ini, karena Jarir masuk Islam setelah turunnya surah al-Maaidah." (Shahih: Mukhtashar Muslim no:136, Muslim I:227 no:272 dan Tirmidzi I:63 no:93).

No comments:

Post a Comment