Saturday, July 22, 2017

Ilmu dulu baru dakwah

Berbicara agama wajib punya ilmu, kalau tidak siap-siap mendapat dosa lebih besar dari SYIRIK !

Beberapa hari yang lalu masyarakat dihebohkan oleh berita seorang ustadz muda disebuah stasiun televisi swasta yang berbicara berbau kecelakaan, dengan mengatakan di surga ada " pesta sex", tentu masyarakat yang mendengar kaget dan prihatin, karena pemahaman mereka kebanyakan tentang surga tidak demikian, disurga setiap penghuninya punya istri dan suami, dan mereka tidak bertukar pasangan dengan orang lain seperti halnya pesta sex. Tentu hal ini membuat kegaduhan di masyarakat dan pada akhirnya ustadz muda itu buru-buru meminta maaf secara resmi ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), di bagian lain Komisi Penyiaran Indonesia(KPI) juga menegur stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut.

Melihat kejadian ini mengingatkan pada kajian Ustadz Maududi Abdullah tentang kewajiban berilmu dulu kemudian berdakwah, kata beliau, " banyak kita jumpai banyak pendakwah yang berdakwah melebihi kemampuannya, mereka berbicara tentang suatu perkara agama namun tidak memiliki ilmunya atas yang dibicarakan. Semisal ada seorang yang baru taubat beberapa tahun yang lalu kemudian berganti profesi menjadi da'i, atau seseorang yang baru masuk Islam dan baru berhijab beberapa tahun yang lalu kemudian dia berbicara didepan khalayak tentang agama, didepan ratusan atau bahkan ribuan orang, sejatinya dia belum pantas karena keilmuannya masih belum cukup, dia lebih pantas duduk didepan seseorang yang berilmu untuk belajar agama, entah itu kyai, ustadz dan Syaikh. Harusnya demikian, karena seseorang yang tidak berilmu kemudian berdakwah sejatinya yang dirusaknya jauh lebih banyak dari apa yang dia perbaiki. Dan dosa berbicara agama tampa ilmu diancam oleh Allah dengan dosa lebih besar dari syirik, padahal syirik adalah dosa paling besar dan tidak terampuni, waallahua'lam."

Alloh Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)” (Al-A’raf:33)

Syeikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz rohimahulloh berkata: “Berbicara tentang Allah tanpa ilmu termasuk perkara terbesar yang diharamkan oleh Allah, bahkan hal itu disebutkan lebih tinggi daripada kedudukan syirik. Karena di dalam ayat tersebut Alloh mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

Dan berbicara tentang Alloh tanpa ilmu meliputi: berbicara (tanpa ilmu) tentang hukum-hukumNya, syari’atNya, dan agamaNya. Termasuk berbicara tentang nama-namaNya dan sifat-sifatNya, yang hal ini lebih besar daripada berbicara (tanpa ilmu) tentang syari’atNya, dan agamaNya.” [Catatan kaki kitab At-Tanbihat Al-Lathifah ‘Ala Ma Ihtawat ‘alaihi Al-‘aqidah Al-Wasithiyah, hal: 34, tahqiq Syeikh Ali bin Hasan, penerbit:Dar Ibnil Qayyim]

Sumber referensi artikel "Bahaya berbicara agama Tampa ilmu", Ustadz Muslim Atsyari di muslim.or.id.

By Siswo Kusyudhanto

💻 Sunnah Diaries :
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
🌐 Facebook Fans Page :
https://www.facebook.com/sunnahdiaries
📢 Join Telegram Channel :
@sunnahdiaries

No comments:

Post a Comment