Friday, July 28, 2017

Cinta model apa ini?

Jika mengatakan" Kullu bidatin dholallah" dikatakan suka mengkafirkan, bagaimana dengan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam yang menyampaikan perkataan ini pertama kali?

Beberapa waktu yang lalu ada teman disebuah daerah menceritakan kejadian seorang ustad yang berdiri diatas mimbar sebuah masjid menyampaikan perkataan "Kullu bidatin dholallah", dan setelah turun mimbar dikeroyok oleh beberapa orang hingga babak belur, mereka tidak suka si ustadz menyampaikan perkataan itu didepan jamaah masjid, dan menuduh si ustadz suka mengkafirkan. Ini sungguh memprihatinkan, sungguh miris, bagaimana tidak umat muslim yang mengaku Ahlu Sunnah, pengikut setia Rasulullah justru alergi dan anti terhadap perkataan Rasulnya sendiri. Namun disaat yang lain mereka merayakan maulid nabi dengan sangat meriah dengan mengatakan ini bukti cinta kepada Rasulullah, cinta model apa ini?.

Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " ketika Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam menyampaikan hadist larangan bid'ah sejatinya beliau dilandasi kasih sayang terhadap umatnya, beliau paling tau mana jalan ke surga dan mana jalan ke neraka, dan ketika menyampaikan larangan bid'ah tidak lain agar umatnya tidak masuk kedalam neraka, bukan bertujuan untuk mengkafirkan umatnya sendiri. Dan ketika menyampaikan ini juga dengan adab, dengan lemah lembut bukan dengan mencaci maki".

Dan sebenarnya ada banyak hadist larangan bid'ah baik yang datangnya dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam ataupun istri beliau juga para sahabatnya.

Semoga mampu menerima perkataan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam dengan ikhlas, samina wa tho'na, bukan malah membantahnya dan mendebatnya, aamiin.

Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, “Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (QS. An Nuur [24]: 51)

Syaikh Abdurrahman bin Naashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa sesungguhnya sifat orang yang benar-benar beriman (yaitu yang imannya dibuktikan dengan amalan) apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya supaya Rasul memberikan keputusan di antara mereka niscaya mereka akan mengatakan, “Kami dengar dan kami taati”, sama saja apakah keputusan tersebut dirasa cocok ataupun tidak oleh hawa nafsu mereka. Artinya mereka mendengarkan keputusan hukum Allah dan Rasul-Nya serta memenuhi panggilan orang yang mengajak mereka untuk itu. Mereka taat dengan sepenuhnya tanpa menyisakan sedikitpun rasa keberatan.

Sumber referensi "8 kaidah penting seorang Muslim" oleh Ari Wahyudi di muslim.or.id

By Siswo Kusyudhanto untuk fans page Sunnah Diaries

No comments:

Post a Comment