Tuesday, June 6, 2017

Sesatnya dimana?


Beberapa hari terakhir saya bertemu beberapa orang yang banyak bersedekah, ada seorang akhwat yang berprofesi guru membeli buku berbasis Sunnah untuk dibagikan gratis kepada anak-anak, ada teman yang mengirimi sejumlah dana untuk diberikan guna membantu berbuka puasa di Masjid Raudhatul Jannah, dan saya belikan sejumlah kurma dan susu, ada seorang akhwat juga seorang karyawan membeli belasan mushaf Alquran Ustamni untuk dibagikan secara gratis kepada mushola didekat rumahnya, ada juga seorang polisi yang membeli buku-buku saku Sunnah untuk dibagikan ke tahanan di sel kantor Polisi dimana dia bertugas, intinya banyak orang yang setelah mengenal dakwah Sunnah mendadak menjadi lebih mulia hatinya. Maka melihat hal demikian kemudian membaca postingan seorang yang menuding Dakwah Sunnah dengan Wahabi adalah kesesatan menjadi hal yang sangat kontradiktif, tuduhan yang sangat keji, karena tidak ada jawaban jika ditanyakan pertanyaan sesatnya dimana?.
Karena saya banyak melihat seseorang wanita yang semula membuka aurat setelah kenal dakwah Sunnah auratnya menjadi tertutup rapat.
Saya juga melihat seseorang yang dulu perokok kelas berat, dua bungkus rokok sehari setelah kenal dakwah Sunnah tiba-tiba tidak merokok sama sekali.
Saya melihat seseorang yang dulu sama sekali tidak pernah membaca Alquran selama puluhan tahun setelah mengenal dakwah Sunnah tiba-tiba duduk dikajian Tajwid, berusaha mempelajari makhraj agar dapat memperbagus bacaannya.
Saya melihat seorang manager Bank yang gajinya puluhan juta sebulan setelah mengenal dakwah Sunnah tiba-tiba dia mengundurkan diri dan memilih mencari penghasilan yang jauh dari perkara riba meskipun jauh lebih kecil.
Saya melihat seseorang yang dulu sering duduk di cafe dan konser musik setelah mengenal dakwah Sunnah tiba-tiba dia menjauhi menikmati musik, karena musik dia ketahui dihukumi haram semua ulama madzhab.
Saya melihat seorang mahasiswa yang dulu suka demo setelah mengenal dakwah Sunnah dia meninggalkan kegiatan mengkritik pemerintah, karena seorang Ahlu Sunnah wajib taat pemimpin.
Saya melihat seseorang yang hobby memakai jimat dan tangkal setelah mengenal dakwah Sunnah dia membuang semua jimat dan tangkalnya karena dia ketahui perbuatan demikian masuk perbuatan syirik.
Dan banyak lagi saya lihat seseorang yang setelah mengenal dakwah Sunnah kemudian berusaha dengan keras agar Istiqomah diatas As Sunnah yang hak, dan menjauhi jalan yang menyelisihinya.
Lalu sesatnya dimana ?

No comments:

Post a Comment