Sunday, June 4, 2017

Jika belum dapat mengamalkan, jangan mengoloknya !.



Sering kita jumpai seseorang yang notabene adalah seorang muslim dengan sengaja mengolok-olok seseorang yang sedang mengamalkan amalan sunnah, seperti seseorang mengatakan wanita yang bercadar dengan ninja dan paham sesat, atau menyebut orang yang bercelana cingkrang dengan orang yang kebanjiran, atau jenggot adalah sumber kegoblokan, penganut paham teroris dan seterusnya, subhanaAllah, berkat kejahilannya itu tampa disadarinya mungkin dia telah masuk dalam golongan yang dimaksud Allah sebagai ORANG YANG KAFIR SETELAH BERIMAN.
Dalam sebuah kajian Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, " banyak orang karena dia tidak dapat mengamalan amalan sunnah karena keterbatasan kemauannya, karena dihinggapi sifat iri dalam hatinya kemudian dia mengolok-olok orang yang sedang mengamalkan Sunnah. Padahal salah satu ciri orang munafik adalah mudah bagi mereka mengolok-olok amalan sunnah. Maka jika belum mampu mengamalkan amalan Sunnah lebih baik diam, jangan comment yang menjurus negatif, itu dalam mendorong seseorang masuk dalam kekafiran yang dimaksdu Allah dan RasulNya.
Seperti beberapa waktu yang lalu hangat dibicarakan soal poligami, dan banyak wanita yang jelas muslimah mencaci maki poligami, padahal poligami adalah syariat yang diturunkan Allah Azza Wa Jalla, Tuhan yang dia sembah dalam shalat dan tempat dia berharap atas doanya. Ini jelas perbuatan keliru, jika belum mampu menjalankan syariat poligami ya biarkan saja, dan kunci mulut rapat-rapat, karena perkataan buruk atas hal itu dapat mendatangkan dosa besar, yakni kakafiran bagi pelakunya, waallahua'lam".
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… [At Taubah : 65-66].
Diriwayatkan dari lbnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qatadah secara ringkas. Ketika dalam peristiwa perang Tabuk ada orang-orang yang berkata “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al Qur`an ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan lebih pengecut dalam peperangan”. Maksudnya, menunjuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat yang ahli baca Al Qur`an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “Omong kosong yang kamu katakan. Bahkan kamu adalah munafik. Niscaya akan aku beritahukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”. Lalu pergilah Auf kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberitahukan hal tersebut kepada Beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Allah kepada Beliau. Ketika orang itu datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau telah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya. Maka berkatalah dia kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah! Sebenarnya kami hanya bersenda-garau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang-orang yang bepergian jauh untuk pengisi waktu saja dalam perjalanan kami”. Ibnu Umar berkata,”Sepertinya aku melihat dia berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sedangkan kedua kakinya tersandung-sandung batu sambil berkata: “Sebenarnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Apakah terhadap Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?”

Sumber referenasi BERSENDA GURAU DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH, AL QUR`AN DAN RASUL
Oleh Ustadz Abu Nida` Chomsaha Sofwan
di web almanhaj.or.id

No comments:

Post a Comment