Thursday, June 1, 2017

Mau dapat "like" dari Allah Azza Wa Jalla?, Berbuatlah ikhlas.


Sering kita bikin postingan yang mendapat banyak like dari teman atau orang lain, dan kita senang karena posting kita artinya diperhatikan dan ada manfaat bagi yang membaca atau melihatnya, namun tahukah anda bahwa "like" yang paling berharga jika yang men"like"nya adalah Allah Azza Wa Jalla, karena jika "like" datangnya dari Allah Azza Wa Jalla pasti bernilai pahala yang sangat bernilai.
Betapa bahagianya seseorang yang melakukan sesuatu mendapatkan"like" dari Allah Azza Wa Jalla, Tuhan yang menciptakan dan memiliki diri kita.
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Haidar As Sundawy mengatakan, " berbuat ikhlas dalam beramal ibadah pasti mendapatkan apresiasi dari Allah Azza Wa Jalla, dapat berupa like dan pahala dariNya, karena ikhlas adalah amalan hati yang paling tinggi dimata Allah Azza Wa Jalla. Seseorang yang yang mampu berbuat ikhlas dalam amal ibadahnya dia akan tetap Istiqomah dalam melakukan amal ibadahnya meskipun ada orang yang melihatnya ataupun ketika sendirian, mau ada cctv ataupun tidak cctv dia sama bagusnya dalam melakukan amal ibadah. Namun mendasari ikhlas dalam amal ibadah bukan hal mudah, karena hati manusia sering dibolak balikkan, yang semula mungkin ikhlas melakukan sesuatu kemudian karena sebab tertentu dia menjadi riya', berharap disukai dan dipuji orang disekelilingnya dan sebaliknya."
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berpendapat, arti ikhlas karena Allah ialah, apabila seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada Allah dan mencapai tempat kemuliaanNya.
Masalah ikhlas merupakan masalah yang sulit, sehingga sedikit sekali perbuatan yang dikatakan murni ikhlas karena Allah. Dan sedikit sekali orang yang memperhatikannya, kecuali orang yang mendapatkan taufiq (pertolongan dan kemudahan) dari Allah. Adapun orang yang lalai dalam masalah ikhlas ini, ia akan senantiasa melihat pada nilai kebaikan yang pernah dilakukannya, padahal pada hari kiamat kelak, perbuatannya itu justru menjadi keburukan. Merekalah yang dimaksudkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللهِ مَالَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَاكَسَبُوا وَحَاقَ بِهِم مَّاكَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِءُونَ
Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.Dan jelaslah bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat … [Az Zumar : 47-48]
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. [Al Kahfi : 103-104].
Referensi Dr "Pengertian Ikhlas" oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di web almanhaj.or.id.co

No comments:

Post a Comment