Friday, June 16, 2017

Kualitas keimanan kita baru tahap keimanan"korban perasaan".


Ada teman berkata, "enak ya kalau hidup sejaman dengan nabi dan para sahabat, mendengar risalah langsung dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, ikut bersama beliau menegakkan agama ini, ikut mendakwahkan agama ini bahkan ikut berjihad bersama beliau", lalu saya bilang, " masalahnya keimanan kita tidak cukup jika hidup bersama beliau", lalu teman saya terdiam.
Kemudian saya sampaikan kajian Ustadz Maududi Abdullah kepadanya, ustadz berkata, " jika ada orang mengatakan enak ya hidup bersama Nabi dan para sahabat dan semacamnya, maka tanyakan pada diri sendiri, apakah keimanan kita cukup untuk hidup dijaman itu?, Karena dalam sejarah apa yang dialami Nabi dan para sahabat ketika menegakkan agama ini sungguh berat, harga diri mereka dihinakan, harta mereka dirampas, tubuh mereka disiksa, bahkan nyawa mereka direnggut demi menegakkan Aqidah Tauhid, apakah keimanan kita cukup menempuh itu semua?. Sejujurnya dengan keimanan yang kita miliki tentu tidak cukup untuk menempuh itu semua, keimanan kita baru sebatas korban perasaan, ketika akan menjalankan ketaatan dan keimanan kita selalu berfikir apa kata orang nanti kalau ini saya amalkan, apa kata tetangga jika saya menjalankan ini?, apa kata teman kantor jika saya berbuat seperti itu?, Hanya sebatas korban perasaan keimanan yang kita miliki. Apakah kalau kita berusaha Istiqomah dalam menjalankan As Sunnah kemudian harga diri kita dihinakan?, Apakah karena menjalankan syariat sesuai Alquran dan As Sunnah yang benar harta kita dirampas?, Apakah ketika berusaha menjalankan amal ibadah yang benar nyawa kita direnggut?, Tentu hal demikian tidak terjadi pada kita, yang kita alami baru perkataan manusia, namun kita sudah takut berusaha menjalankan ketaatan itu. Betapa kerdilnya keimanan kita dibandingkan para sahabat?, maka benarlah Allah menciptakan kita dijaman ini, dan wajib kita syukuri, karena keimanan kita tidak cukup untuk menempuh cobaan yang jauh lebih besar seperti yang dialami Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dan para sahabat.
Dan keburukan yang kita alami ketika berusaha taat kepada Allah dan RasulNya sudah menjadi ketetapan, karena Surga itu didapat dengan kesulitan, kerumitan dan kepayahan, surga tidak didapat dengan jalan mudah dan mulus. Sebaliknya neraka diraih dengan kemudahan, kesenangan dan syahwat."
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Al-Qur’an memberi gambaran betapa dahsyat ujian yang menimpa orang-orang terdahulu. Firman-Nya:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-’Ankabut: 2-3)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar?” (Ali Imran: 142)
Referensi Dr darussallaf.co dan muslimah.or.id

No comments:

Post a Comment