Saturday, September 15, 2018

AMALAN DENGAN BIAYA RATUSAN MILYAR RUPIAH TAPI GAK ADA DITANYAKAN DI AKHIRAT KELAK.


Oleh Siswo Khusyudhanto
Ketika seorang ustadz membahas amalan yang tidak tuntunannya dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, bahkan juga dari para sahabat beliau, juga tidak pernah diamalkan para imam mahzab sekalipun ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, jadi paham bahwa amalan-amalan yang datang belakangan setelah syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam hanya mendatangkan mudharat kepada umat ini, selain membuat perpecahan dikalangan umat Muslim karena setiap golongan yakin dengan amalan baru buatannya yang terbaik bagi manusia, juga menghancurkan umat Muslim dari sisi ekonomi.
Seperti kita ketahui semisal jumlah Masjid di Indonesia disebut Dewan Masjid Indonesia, atau juga dilansir badan berwenang lainnya bahwa jumlah Masjid di Indonesia saat ini sekitar 800.000 masjid. Andai saja setengah dari jumlah masjid itu mengadakan amalan Perayaan Maulid Nabi, sekitar 400.000 masjid, dengan biaya 500 ribu saja(meskipun pada kenyataannya banyak masjid mengadakan perayaan Maulid Nabi sampai jutaan bahkan puluhan juta rupiah). Maka kita akan temukan biaya perayaan Maulid Nabi di 400.000 masjid sejumlah 200.000.000.000 adalah 200 milyar rupiah. Bagaimana jika satu masjid rata-rata mengadakan perayaan maulid nabi dengan biaya 1 juta atau lebih, dan yang mengadakan lebih dari 400 ribu masjid, maka nilainya trilyunan rupiah!!!.
Padahal amalan perayaan maulid nabi soal asal usulnya masih simpang siur, di kalangan sejarah Islam ada dua versi jalur asal mula perayaan maulid nabi, yakni dari jalur Syi'ah Fatimiyah dan versi kedua dari jalur sejarah Sultan Salahuddin Al Ayyubi, dan kedua versi sejarah ini terjadi jauh setelah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam wafat, begitu juga dengan para sahabat. Diperkirakan maulid nabi baru diamalkan manusia sekitar 250-300 tahun setelah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam wafat.
Seperti kita ketahui dalam hukum syraiat Islam amalan yang bukan datang dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam minimal amalan itu tertolak, alias sia-sia, percuma dikerjakan, dan yang buruk yakni dapat mendatangkan dosa dan azab bagi pelakunya, karena menyelisihi amalan yang di ajarkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.
Namun yang jelas amalan2 yang tidak pernah diajarkan dan tidak pernah diperintahkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam tentu tidak ada hisab atas amalan itu. Sungguh hal yang tragis, setiap tahun Umat Muslim mengeluarkan dana triliunan rupiah untuk amalan yang tidak akan pernah ditanyakan di akhirat?, Seseorang tidak akan ditanya berapa kali selama hidup menghadiri perayaan Maulid Nabi, atau sebagai apa dulu di dunia dalam perayaan maulid nabi, apakah jadi ketua panitia atau seksi konsumsi dan semacamnya.
Semoga Umat Muslim makin menyadari bahaya amalan-amalan baru bikin baik secara aqidah ataupun ekonomi, bahkan bahaya bagi seseorang kelak dihisab kelak.
Tulisan ini bukan untuk menghina, apalagi untuk mengkafirkan sesama Muslim, tulisan ini murni untuk mengingatkan saudara sekalian, untuk mengikuti Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dan meninggalkan amalan yang tidak pernah ada diajarkan dan diperintahkan beliau, bukankah kita sebagi umat Muslim perlu syafa'at beliau kelak?.
Waalahua'lam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

No comments:

Post a Comment