Monday, February 25, 2019

YANG BERAT ITU IKHLAS


Oleh Siswo Kusyudhanto
Seorang Ustadz dalam sebuah kajian mengisahkan kejadian di daerahnya, suatu ketika ada rapat pengurus masjid, kemudian entah apa yang terjadi kemudian ada perdebatan masing-masing orang merasa paling berperan dalam pembangunan masjid dan memakmurkannya sampai keluar perkataan seseorang, " coba lihat di papan sedekah itu, yang nilainya 5 juta tertulis dipapan sedekah di dinding dengan hamba Allah adalah saya", langsung orang-orang pada kaget dan terdiam, akhirnya setelah melalui perbincangan lama debat itu mereda, namun penyebutan sedekah itu tentu masih diingat orang bahwa yang tertulis sebagai hamba Allah di papan daftar sedekah sejumlah itu adalah si fulan, ini bukti nyata mudah sekali seseorang terjerumus dalam perbuatan riya', dan karena riya' itu resiko pahala sedekahnya lenyap karenanya, subhanaAllah.
Dalam kajian lain seorang ustadz menyebutkan perkara ikhlas adalah perkara paling berat dalam agama ini, bukan saja bagi kita yang awam, sekelas Imam Ahmad atau ulama kibar(besar) merasakan betapa ikhlas bukan perkara mudah, padahal mereka orang-orang yang ilmu dan amalannya cenderung sejalan, maka kalau ada seseorang awam sudah merasa dirinya ikhlas sejatinya dia mungkin masih jauh dari ikhlas yang dimaksud dalam agama, waalahua'lam.
Al ‘Izz bin Abdis Salam berkata : “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya”.
Al Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.
Abu ‘Utsman berkata : “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq (Allah)”.
Abu Hudzaifah Al Mar’asyi berkata : “Ikhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan batin”.
Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”
Allah Ta'ala dalam firmanNya:
وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dengan Rabb- nya. [Al Kahfi : 110].
Sumber Referensi : "PENGERTIAN IKHLAS"Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, di web almanhaj.or

No comments:

Post a Comment