Sunday, February 17, 2019

HATI-HATI DENGAN RUWAIBIDHAH !


Oleh Siswo Kusyudhanto
Sedang berjalan menyusuri jalan sedang menuju rumah konsumen yang memesan buku saya, disamping kanan dan kiri nampak berjejer puluhan atau mungkin ratusan foto calon legislatif, model baliho para caleg inipun variatif, ada yang menyebutkan semboyan perjuangan atau juga disetting seperti poster flim super hero, pokoknya baliho dan spanduk caleg dibuat semenarik mungkin bagi masyarakat.
Namun ada beberapa orang fotonya saya kenal, seingat saya si caleg yang saya kenal ini bukanlah orang yang biasa bergelut dengan politik atau semacamnya, ada yang saya tau dia adalah pengusaha buah, ada juga yang saya kenal adalah pemilik sebuah toko barang harian, bahkan ada yang saya kenal adalah pemilik sebuah bengkel motor.
Bukan maksud merendahkan mereka, namun saya melihat bahaya jika orang-orang seperti ini terjun ke dunia perpolitikan tampa bekal sedikitpun, saya yakin mereka cuma jadi korban para makelar politik dengan mengeruk uang dan harta mereka, dan juga jikapun mereka duduk di lembaga legislatif apa yang mereka katakan dan perbuat juga dapat mendatangkan bahaya bagi masyarakat, karena mereka tidak punya pengetahuan sama sekali tentang perkara-perkara yang menyangkut banyak orang.Tentu hisab terhadap setiap perkataan mereka kelak dapat membahayakan mereka sendiri, waalahua'lam.
Jadi ingat ketika seorang ustadz membahas sebuah hadist bahaya ruwaibidhah, yakni orang yang bodoh kemudian membicarakan perkara-perkara yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak, karena kebodohannya dia tidak tau halal dan haram, tidak tau mana yang hak dan yang bathil, mana keputusan yang mendatangkan mashlahat bagi umat dan mana yang mendatangkan mudharat bagi umat dan seterusnya, lalu yang terjadi kemudian apa yang dia bicarakan dan putuskan bukan menjadi solusi bagi permasalahan orang banyak malah mendatangkan bencana juga masalah bagi kepentingan banyak orang, waalahua'lam.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunannya :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdul Malik bin Qudamah al-Jumahi menuturkan kepada kami dari Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).
Sumber Referensi " Berhati-hatilah terhadap Ruwaibidhah" karya Ari Wahyudi di muslim.or

No comments:

Post a Comment