Saturday, February 9, 2019

SHALAT SEMINGGU SEKALI ?, EMANG UMAT APAAN ?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam khutbah Jum'at hari ini ada pernyataan ustadz yang memberikan materi khutbah sungguh menyentil jama'ah yang hadir, beliau berkata, "Lihat hari ini ketika masuk shalat Jum'at masjid ini penuh dengan jama'ah, namun lihat disaat shalat fardhu, mulai masuk waktu subuh, dhuhur, ashar, Maghrib dan isya' yang hadir orang itu-itu saja, dan tidak sampai penuh masjid ini, bahkan mungkin hanya satu dua shaf saja terisi.
Kalau cuma datang ke Masjid cuma seminggu sekali hanya pada waktu shalat Jum'at, lalu apa bedanya dengan non Muslim yang datang ke tempat ibadah mereka seminggu sekali ?.
Padahal banyak keutamaan dari shalat yang kita kerjakan seperti mencegah kita dari perbuatan mungkar dan juga shalat fardhu memiliki keutamaan dalam agama kita, maka datangi masjid untuk ikut shalat fardhu berjamaah, InsyaAllah sangat bermanfaat bagi kita didunia dan di akhirat, waalahua'lam.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allâh (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadath-ibadah yang lain). dan Allâh mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabût/29:45]
Derajat keutamaan shalat juga disebut kedudukannya dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu yang mengatakan:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ : الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا. قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ : الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ.
Aku pernah bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Apakah amalan yang paling afdhal (terbaik)?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.”
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu mengatakan, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.”
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu mengatakan lagi, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh[HR. Al-Bukhâri no. 7534 dan Muslim no. 85]
Sumber Referensi, "Keutamaan dari Shalat", dari web Al-Manhaj.or

No comments:

Post a Comment