Monday, February 11, 2019

BERSATU ITU DIATAS SUNNAH, SEMENTARA BID'AH MENCERAI BERAIKAN UMAT


Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu saya dalam perjalanan di beberapa kota di Jawa, jika masuk waktu shalat saya masuk ke masjid terdekat, dan banyak masjid saya sudah masuki, namun disana saya temukan banyak amalan sebagian jamaahnya bikin bertanya-tanya karena anehnya, dan saya pribadi menduga amalan-amalan ini hasil inovasi alias bid'ah, seperti ketika masuk waktu shalat subuh setelah adzan berkumandang sebagian jamaah menggunakan mic dan disalurkan melalui speaker didalam dan luar masjid menyanyikan lagu shalawat yang entah siapa pengarangnya, mungkin pelakunya juga bingung jika ditanya asal usul amalan ini, dan akibat amalan ini nampak banyak jamaah yang melakukan shalat sunnah merasa terganggu termasuk saya juga, padahal sunnahnya setelah adzan selain shalat sunnah dua rakaat amalan yang mulia dan sesuai sunnah adalah berdoa dan berdzikir, bahkan banyak ulama menyebutkan salah satu doa mustajab adalah waktu antara adzan dan iqomah.
Dimasjid lain didaerah yang berbeda disebelah saya bersamaan berdiri shalat berjamaah dengan seorang pemuda yang jenggotan dan berpakaian cingkrang, saya semula mengira orang ini sepaham dengan saya, namun pas shalat ada beberapa hal yang membuat saya kaget, terutama setiap duduk diantara dua sujud jari kanannya diangkat seakan ini sedang tahiyat.
Karenanya sepulang dari safar saya membuka beberapa kitab tentang fikih shalat dari empat mazhab yang berbeda dan saya tidak temui hal demikian. Ketika bertanya kepada salah seorang ustadz tentang hal ini juga beliau tidak tau akan hal tersebut, kesimpulan saya ini aliran baru, subhanaAllah.
Kalau dalam urusan shalat saja umat ini sudah berbeda-beda tata caranya, bagaimana umat ini akan bersatu? sesuatu yang jelas mustahil, karena setiap masjid sesuai pahamnya masing-masing, sesuai nama kelompoknya.
Sungguh nyata amalan hasil inovasi alias bid'ah mencerai beraikan umat ini menjadi banyak kelompok, seperti disampaikan Imam Syathibi dalam kitab IThi'sam, amalan bid'ah membuat umat ini tercerai berai dan yang terburuk yakni mengancam sebagian umat Muslim mendapatkan azab neraka, waallahua'lam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)
Ibnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir ayat ini: Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan (berpeganglah kamu semuanya) kepada janjiNya yang Dia (Allah) telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. [Jami’ul Bayan 4/30.]
Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Dia (Allah) memerintahkan mereka (umat Islam) untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Dan telah datang banyak hadits, yang (berisi) larangan perpecahan dan perintah persatuan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, sebagaimana tersebut banyak hadits tentang hal itu juga. Dikhawatirkan terjadi perpecahan dan perselisihan atas mereka. Namun hal itu telah terjadi pada umat ini, sehingga mereka berpecah menjadi 73 firqah. Diantaranya terdapat satu firqah najiyah (yang selamat) menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Mereka ialah orang-orang yang berada di atas apa-apa yang ada pada diri Nabi n dan para sahabat beliau.”
[Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim, surat Ali Imran:103.]
Referensi 'Bersatu dan jangan berpecah belah", karya Ustadz Muslim Atsary di muslim.or.id.co

No comments:

Post a Comment