Wednesday, July 24, 2019

TERJEBAK ISTILAH PERSATUAN UMAT YANG SEMU




Oleh Siswo Kusyudhanto
Banyak ustadz atau pemuka agama di negri ini enggan menjelaskan kepada masyarakat luas tentang bahaya riba, bid'ah ataupun syirik secara mendetail dan gamblang, kalau ditanyakan kepada mereka mengapa tidak menyampaikan hal ini? Padahal ini adalah ajaran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam, jawabannya adalah alasan klise, " menjaga persatuan umat".
Jadi teringat perkataan Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah dalam sebuah kajian, kata beliau istilah persatuan umat Islam dijaman ini adalah istilah untuk persatuan umat fatamorgana, persatuan semu, bukan persatuan umat Islam yang hakiki, karena yang dimaksud dengan persatuan umat Islam dijaman ini adalah menyatakan persatuan namun yang terjadi pembiaran saudara sesama Muslim melakukan maksiat kepada Allah, dan pembiaran saudara sesama Muslim melanggar syariat Allah dan RasulNya. Wajah kita tersenyum kepada sesama Muslim namun membiarkan saudara Muslimnya itu dalam kesalahan dan kesesatan.
Waalahua'lam.
Sungguh benar perkataan beliau, jarang ada pemuka agama atau pengkhutbah diatas mimbar-mimbar masjid dan kajian ilmu agama membahas kesesatan yang harusnya dihindari oleh Umat Islam dengan alasan menjaga persatuan umat, artinya tanpa mereka sadari yang terjadi adalah mereka membiarkan umat hidup dalam amalan yang menyimpang dari syariat Allah dan RasulNya.
Dalam arti kata lain dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar ditinggalkan oleh sebagian besar umat Islam dengan alasan persatuan.
Padahal persatuan yang hakiki adalah ketika semua Umat Islam kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits, kembali kepada Tauhid dan Sunnah, persatuan Umat Islam hanya terjadi ketika mereka meninggalkan amalan yang sarat dengan kemaksiatan, kebid'ahan dan kesyirikan.
Waalahua'lam.
Allah Ta’ala berfirman:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً)
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).
Allah Ta’ala berfirman:
(وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (QS. Al An’am: 153).
Sumber Referensi, "Kembali kepada Dalil ketika terjadi Perselisihan", karya Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin, di web Muslim.or

No comments:

Post a Comment