Monday, June 25, 2018

Selalu muncul pertanyaan jahil seperti ini, Waspadalah!.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Heran, selalu muncul pertanyaan jahil disetiap moment, dulu ketika Raja Salman dari Arab Saudi bertemu dengan para tokoh di negri ini kemudian nampak dalam tayangan televisi nasional, muncul pertanyaan aneh, "loh itu Raja Salman kok salaman dengan wanita yang bukan mahramnya?", atau yang banyak muncul pertanyaan, "kok Raja Salman isbal, katanya isbal haram hukumnya?".
Pas moment Piala Dunia juga muncul pertanyaan, "Bola yang ada bendera Arab Saudi padahal ada lafadz syahadat kenapa boleh diperjual belikan?", atau, "katanya musik haram kenapa ada musik pada lagu kebangsaan Negara Arab Saudi?". Padahal bola dengan bendera Arab Saudi bukan bola yang dipakai saat pertandingan di Piala dunia.
Tampa disadari orang-orang yang membaca pertanyaan seperti ini sebenarnya telah terbangun Syubuhat, kebingungan, dan terutama terdorong pada kebencian kepada Negara Arab Saudi, dan tentu golongan yang paling membenci Arab Saudi tidak lain adalah Syi'ah Rafidhoh, Khawarij dan Ahlul bid'ah dari kelompok lain. Sebaiknya tinggalkan membahas pertanyaan2 sejenis, karena lebih banyak mudharat karenanya.
Jadi ingat ketika seorang jamaah bertanya kepada Ustadz Erwandi Tarmidzi, dia bertanya, "Ustadz apakah ada bank riba di Arab Saudi?", beliau menjawab, "ada", karena beliau sudah tau arah pertanyaan tersebut, langsung saja beliau menjelaskan, "Meskipun ada bank yang mempraktekkan riba di Arab Saudi, bukan berarti itu menjadi pembenar atas perbuatan riba tersebut, perbuatan riba tetaplah haram hukumnya. Sama halnya dengan misal di Arab Saudi mungkin juga ada perbuatan zina, apakah itu menjadikan perbuatan zina menjadi halal?, tentu tidak sama sekali, zina tetaplah haram hukumnya. Kita sebagai Ahlu Sunnah tetaplah menjadikan risalah dari Al-Qur’an dan Hadist sebagai tolak ukur benar dan salah, dan apa yang terjadi tidak dapat sama sekali dijadikan pembenaran, apalagi jika itu perbuatan yang jelas haram hukumnya. "
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Maka jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. [Thaha : 123, 124].
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”. [Hadits Shahih Lighairihi, HR Malik; al Hakim, al Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13].
Sumber referensi, "Kaidah memahami Al-Qur’an dan Hadist", karya Ustadz Abu Ismail Al Asyari di almanhaj.or

No comments:

Post a Comment