Monday, June 4, 2018

Jangan sampai sudah capek-capek beramal ibadah ternyata dianulir.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman sudah jelas sakit dan tidak mampu melakukan puasa namun dipaksakan, alasan dia dapat hadist dari seorang kyai katanya dalam hadist itu kalau sakitpun dipaksakan berpuasa maka pasti sehat kemudian, namun apa yang terjadi dia paksakan juga perpuasa penuh satu hari akibatnya justru sakitnya makin parah dan perlu dirujuk ke rumah sakit, subhanaallah, ini akibat fatal mengkonsumsi hadist dhaif untuk beramal. Waalahua'lam.
صوموا تصحوا
“Berpuasalah, kalian akan sehat.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di Ath Thibbun Nabawi sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), oleh Ath Thabrani di Al Ausath (2/225), oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (3/227).
Hadits ini dhaif (lemah), sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), juga Al Albani di Silsilah Adh Dha’ifah (253). Bahkan Ash Shaghani agak berlebihan mengatakan hadits ini maudhu (palsu) dalam Maudhu’at Ash Shaghani (51).
Kata seorang ustadz setiap Muslim wajib belajar tentang risalah, baik Alquran dan hadist, sehingga tau bagaimana beramal dengan dalil yang sahhih, seseorang yang beramal dengan hadist-hadist dhaif atau palsu ibarat seorang pemain bola, dia menggiring bola dari tengah lapangan, bersusah payah melewati sejumlah pemain lawan, kemudian dia berhasil menceploskan bola ke gawang lawan dan dia berjingkrang-jingkrak kegirangan, namun ternyata wasit menganulir golnya karena pelanggaran, alias golnya tidak sah. Demikian nasib seseorang yang beramal ibadah dengan hadist dhaif dan palsu, yang diperolehnya bukan pahala namun kesia-siaan.
Dalam tingkatan tertentu amalan yang datangnya bukan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, ataupun para sahabat beliau tentu adalah amalan yang tertolak.
Maka seorang Muslim wajib berlaku cerdas, dengan beramal diatas dalil-dalil sahhih, seorang Muslim harus mengetahui jualan apa saja yang laku(diterima) dihadapan Allah Ta’ala, waalahua'lam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
Sumber referensi almanhaj.or.id dan Muslim. Or. Id

No comments:

Post a Comment