Thursday, October 20, 2016

Ya ustadz apakah dakwah sunnah ini suka mengkafirkan orang lain?


Suatu hari seseorang bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah, apakah dakwah sunnah ini suka mengkafirkan orang lain seperti yang dituduhkan?.
Ustadz menjawab, dakwah sunnah adalah menyampaikan hukum Allah kepada umat muslim, dan hukum Allah adalah mentauhidkan Allah, dan dalam agama ini hanya dua hukum yang ada yakni mentauhidkan Allah sementara hukum yang lain adalah penjelasan tentang amalan yang dilarang yakni menyekutukan Allah dengan hal yang lain, dan itu sebuah kekafiran, disebutkan dibanyak ayat dan hadist. Amalan2 yang dilarang semisal ketika seorang muslim yang akan mengadakan hajatan memanggil pawang hujan agar pada hari terselengaranya acara tidak turun hujan, ini jelas dan mutlak sebuah kesyirikan karena yang berhak mengumpulkan awan kemudian menurunkan hujan hanya Allah, dan wewenang itu diberikan kepada seorang pawang hujan. Demikian juga ketika seorang muslim menggunakan mantra dan jimat pemberian seorang dukun atau para tidak normal agar usahanya lancar dan rizkinya melimpah, ini mutlak syirik, karena yang berhak memberi rizki dan kelancaran usaha adalah hanya Allah, dan hak memberi rizki serta kelancaran usaha itu diberikan kepada seorang dukun dan para tidak normal, mutlak syirik yang demikian ini, maka sia2 semua amal ibadahnya, baik shalat, puasa, sedekahnya karena perbuatannya menjadikan seorang yakni dukun, para tidak normal yang jelas seorang makhluk setara dengan Allah. Banyak lagi contoh amalan yang menyelisihi hukum yang sudah ditetapkan Allah dan RasulNya dalam masyarakat kita. Maka ketika kita sampaikan hal ini dan hal itu berlawanan dengan amalan banyak orang dalam masyarakat kadang orang itu merasa dikafirkan. Waallahua'lam.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan Adz Dzikr (peringatan, Al Qur’an) kepadamu, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan”. [An Nahl : 44].

No comments:

Post a Comment