Tuesday, October 11, 2016

Ketika polisi yang mengenal sunnah menghadapi orang syi'ah

.
Pekanbaru, Riau, merupakan kota penting bagi para imigran dari banyak negara yang ingin hijrah ke negara yang diinginkan, kota ini adalah pintu masuk ke Indonesia, sekaligus jadi transit sebelum ke negara lainnya, diantara yakni Australia. Maka tidak heran kota ini selalu didatangi ribuan imigran tiap bulannya, menurut data resmi setiap bulan tidak kurang 3000 org imigran masuk kota ini dari berbagai negara, mulai dari kawasan timur tengah sampai Asia Selatan seperti Afghanistan atau Pakistan. Banyak diantara mereka membawa paham agamanya yang berbahaya bagi aqidah penduduk setempat seperti syi'ah. Untuk mencegah berkembang syi'ah di Kota Pekanbaru para alim ulama mengajak umat muslim di kota ini juga ikut andil dalam mengawasi dan mencegah berkembangnya syi'ah, dan Alhamdulillah, hal tersebut didukung juga oleh aparat pemerintah dan kepolisian. Andilnya pemerintah dalam mencegah perkembang syi'ah di Pekanbaru ditunjukkan dengan pengawasan ketat yang dilakukan para aparat dari pihak Departemen dalam Negri, Departemen Luar negri dan Kepolisian di dalam rudenim, rumah tinggal sementara para imigran.
Ada kejadian menarik beberapa waktu yang lalu, suatu saat ada petugas kepolisian yang berpakaian preman dan ditempatkan disebuah rumah inap imigran mendengar suara musik nyanyian-nyanyian orang syi'ah, lalu si polisi datang dan menegur, "No no no, stoped your music, Allah is One, just Laillahailallah, No Sunni No Syi'ah, Islam is One", langsung orang2 syi'ah itu mematikan musiknya, dan sejak itu mereka tidak pernah membunyikan musiknya, karena mereka tau di Indonesia sangat benci syi'ah, dan jika menunjukkan identitas syi'ah niscaya akan menyulitkan diri mereka. Bahkan kalau seorang polisi bertanya pada banyak diantara mereka, " you sunni or syi'ah? ", jawabannya pasti " sunni"., padahal kata teman yang polisi itu mungkin diantara mereka adalah benar2 orang syi'ah, namun mereka mengaku sunni.
Semoga negri ini dijauhkan dari fitnah syi'ah laknatullah, aamiin.

No comments:

Post a Comment