Friday, August 4, 2017

Tidak membicarakan dengan alasan persatuan umat, padahal dengan tidak membicarakannya membuat umat terpecah belah.


Sering kali kalau kita membicarakan sesuatu dilarang seseorang, dengan alasan demi persatuan umat jangan dibicarakan, ini jelas keliru.
Dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah mengatakan, " sering kali ada orang mencegah kita membicarakan sesuatu yang penting dalam agama ini, namun dihalangi dengan alasan persatuan umat akan tercederai, padahal sejatinya jika kita tidak membicarakannya justru membuat umat Islam terpecah belah menjadi banyak golongan, karena persatuan yang hak ada diatas syariat Allah dan RasulNya. Semisal soal merapatkan shaf saja, kita sering ingatkan soal merapatkan shaf namun dianggap ini sesuatu yang tidak penting dan mengancam persatuan umat. Padahal ulama sepakat bahwa merapatkan shaf adalah upaya mempersatukan umat Muslim dalam satu barisan, dengan rapatnya shaf secara dzahir maka persatuan secara batin akan mengikutinya. Batin bersatu dalam kesatuan diawali dari rapatnya shaf, sebaliknya ketika shaf tidak lurus dan rapat, batin para jamaahnya juga terpecah belah, waallahua'lam."
Dalilnya adalah sebagai berikut:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengusap bahu-bahu kami dalam shalat (ketika akan shalat) dan menyatakan: Luruskan dan janganlah shaf kalian bengkok sehingga berakibat hati kalian berselisih. [HR Muslim].
Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan bacaan seperti ini, bukan untuk mewajibkan agar ucapan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini ditiru ketika meluruskan shaf. Namun tujuannya adalah memerintahkan para sahabatnya meluruskan shaf. Karena itu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengungkapkannya dalam banyak ungkapan namun berisi perintah meluruskan shaf. Diantara yang beliau ucapkan selain lafazh diatas adalah :
أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ
Luruskan shaf, ratakan bahu-bahu kalian, tutupi celah dan bersikap lunaklah terhadap tangan tangan saudara kalian (mudah diatur untuk meluruskan dan merapatkan shaf). [HR Abu Daud dan dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîh Abu Daud, no. 620].
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ
Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat. [HR Muslim].
اسْتَوُوا وَعَدِّلُوا صُفُوفَكُمْ
Luruskan dan ratakan shaf-shaf kalian [HR Abu Daud].
اعْتَدِلُوا سَوُّوا صُفُوفَكُمْ
Ratakan dan luruskan shaf-shaf kalian [HR Abu Daud].
Sumber referensi: "Imam mengingatkan merapatkan shaf", dalam majalah As Sunnah No.10 th.2009
By Siswo Kusyudhanto untuk fans page Sunnah Diaries
Foto dr erje tv Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru

No comments:

Post a Comment