Saturday, August 12, 2017

Islam itu sudah sempurna tidak perlu dimodifikasi lagi.


Sampai sekarang saya masih kagum dengan penjelasan Ustadz Erwandi Tarmizi ketika mengisi kajian di Masjid Raudhatul Jannah, padahal kajian itu sudah setahun yang lalu, ketika itu beliau menjelaskan tentang pengaruh riba terhadap inflasi, penurunan nilai uang dan kenaikan harga barang disebabkan oleh kegiatan riba, efek nyata dari riba yakni menzalimi semua orang yang hidup dalam sistem ekonomi Ribawi itu. Semisal di Indonesia jika kita melakukan riba maka seluruh rakyat Indonesia ini ikut merasakan akibatnya. Jika merampok atau mencopet yang menjadi korban adalah orang yang kita rampok atau kita copet, tapi kalau riba korbannya semua orang, mulai pejabat, pegawai negri, tukang ojek, tukang bangunan, sampai pemulung, Subhanallah.
Kemudian Ustadz Erwandi Tarmizi membandingkan dengan cara Sunnah dalam berjualan beli, dijaman Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam harga kambing adalah satu Dinar, dan itu masih berlaku sampai hari ini, setelah berlalu jaman Nabi dan para sahabat selama 1400 tahun lebih, harga kambing tetap 1 Dinar, harga Dinar per tahun 2017(sumber gerai Dinar) adalah 2.100.000, cukup untuk membeli satu ekor kambing ditahun ini, MasyaAllah, nilainya tidak berubah.
Inilah hebatnya Islam, ini juga bukti bahwa agama ini datang dari Rabb yang hak, syariat Islam mengatur semua lini kehidupan manusia, mulai dari cara hidup berumah tangga, cara bertetangga, cara berjualan beli, cara berdakwah, cara berjihad dan seterusnya.
Maka jika soal ekonomi diatur dengan detail dalam agama ini, mustahil untuk urusan yang lebih penting dalam agama itu tidak diatur, seperti cara berdzikir, berjihad, berdakwah dan seterusnya.
Seperti dikatakan Ustadz Maududi Abdullah, " tidak ada perusahan sehebat apapun, secanggih apapun didunia ini membuat peraturan bagi karyawannya adab didalam kamar mandi, namun Islam sudah mengaturnya, jika hal yang dianggap manusia sepele seperti soal buang air kecil dan adab buang air besar saja diatur sedemikian rupa dalam Islam, maka mustahil Islam tidak mengatur urusan yang jauh lebih penting dalam tata cara berdzikir, shalat, berjihad, berdakwah atau berdoa?".
Maka hanya orang jahil yang mengira Islam belum sempurna sehingga mudah saja baginya untuk menambah-nambah syariat dalam agama ini, atau bahkan juga merubahnya yang semula halal menjadi haram, dan yang haram menjadi halal."
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا
“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil …” [Al-An’aam 115].
Sumber referensi "Islam agama yang Sempurna" karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or.id
By Siswo Kusyudhanto

No comments:

Post a Comment