Sunday, May 23, 2021

Kenapa Al-Qur'an jauh lebih unggul dari Injil versi Modern?

 


Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Zubair Hawaary bercerita tentang salah satu temannya yang juga seorang ustadz pengajar program tahfizh, beliau berkisah suatu hari mampir disebuah toko buku dan membeli sejumlah Mushaf Al-Qur'an, sepulangnya dari toko buku si ustadz mulai membaca beberapa lembar Mushaf Al-Qur'an, namun betapa terkejutnya di beberapa halaman ada ayat ada yang diubah beberapa huruf sehingga juga berubah cara membacanya dan tentu maknanya berubah total.
Esoknya si ustadz pergi ke toko dimana dia membeli Mushaf Al-Qur'an tersebut dan menyampaikan kepada pemilik toko bahwa ada beberapa ayat yang diubah dalam Mushaf Al-Qur'an yang dibelinya dan beliau minta ganti Mushaf Al-Qur'an yang baru yang tidak ada kesalahan didalamnya, kontan si pemilik toko kaget dan kemudian menuruti permintaan si ustadz untuk mengganti Mushaf Al-Qur'an yang cacat itu.
Kata Ustadz Abu Zubair Hawaary, inilah hebatnya Al-Qur'an sebagai kitab suci dia terjaga dari kesalahan, ketika ada kekeliruan didalamnya tidak perlu lama orang untuk mengetahuinya paling satu atau dua hari orang yang membacanya sudah tau didalamnya ada yang keliru.
Mendengar beliau cerita jadi ingat ustadz lain yang menyampaikan beberapa keuntungan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam seorang Ummi, tidak dapat membaca dan menulis maka ketika beliau menerima wahyu dari Allah Azza Wa Jalla yakni ayat-ayat Al-Qur'an beliau sampaikan kepada para sahabat beliau dengan cara dihapalkan, bukan dengan ditulis seperti kitab-kitab agama lainnya, dan tradisi menghafal Al-Qur'an ini berlangsung dari 1400 tahun yang lalu sampai hari ini, dan inilah yang membuat sulitnya Al-Qur'an dipalsukan atau dirubah orang yang ingin merubah Al-Qur'an, Allahua'lam.
Iya juga gak kebayang kalau sejak awal Mushaf Al-Qur'an disampaikan dengan tulisan pasti terjadi perubahan-perubahan dalam isinya, atau dalam ilmu komunikasi namanya distorsi informasi, terjadi materi atau konten informasi karena disampaikan secara bersambung dan saat ditulis bisa saja terjadi pengurangan atau penambahan pada konten informasi yang disampaikan, Allahua'lam.
-----
Ini contoh salah satu ayat dalam Injil versi modern yang telah rusak dan sering dijadikan materi dalam debat Islam Kristen seperti sering disampaikan oleh Dr. Zakir Naik atau debaters Muslim lainnya. Padahal ayat ini membahas hal paling dasar dalam agama yakni Aqidah, kalau ayat dasar dalilnya rusak terus bagaimana aqidahnya?
SEBUAH DIALOG RINGAN TENTANG BUKTI KETUHANAN YESUS
Muslim ; "Benarkah Injil menyebutkan bahwa Yesus adalah Tuhan?"
Nasrani ; "Benar!"
Muslim ; "Ayat-ayat manakah yang memastikan hal itu?"
Nasrani ; "Yohanes 13:13"
Muslim ; "Dapatkah anda tunjukkan?"
Nasrani ; "Tentu saja! Ini dia: .... "
ALKITAB VERSI TERKINI
"Kamu menyebut Aku Guru dan TUHAN, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan TUHAN." (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI KSI (TAHUN 2000)
"Kamu menyebut Aku Guru dan Junjungan. Memang sepatutnyalah demikian, karena Aku adalah Guru dan Junjungan." (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI ENDE (TAHUN 1969)
"Kamu memanggil Aku Guru dan Tuan. Dan tepatlah demikian, sebab memang itulah Aku!" (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI SCHELLABEAR DRAFT (TAHUN 1912)
"Adapun kamu menyebutkan aku guru dan Rabbi, maka patutlah katamu itu, karena akulah dia." (Yohanes 13:13)
ALKITAB VERSI KLINKERT (TAHUN 1870)
"Bahwa akoe dipanggil olihmoe goeroe dan toewan (baca: tuan), maka benarlah bagitoe, karena akoelah dia." (Yohanes 13:13)
Muslim ; "Lha? Lantas siapa yang memberi otoritas kepada penulis Injil untuk merobah kata (dan pengertian) dari Toewan menjadi Rabbi, dari Rabbi menjadii Tuan, dari Tuan menjadi Junjungan dan dari Junjungan menjadi Tuhan?
Muslim ; Apakah itu perintah dari Tuhan sendiri?
Kepada siapa?
Kapan?"
Si Nasrani terdiam gak bisa jawab
---
CATATAN
Rabi atau Rabbi (Ibrani Klasik רִבִּי ribbī; Ashkenazi modern dan Israel רַבִּי rabbī) dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung".
Kata "Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani RaV, yang dalam bahasa Ibrani alkitabiah berarti "besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)".
Dalam aliran-aliran Yudea kuno, kaum bijaksana disapa sebagai רִבִּי (Ribbi atau Rebbi) — dalam abad-abad belakangan ini diubah ucapannya menjadi Rabi ("guruku"). Istilah sapaan penghormatan ini lambat laun dipergunakan sebagai gelar, dan akhiran pronomina "i" ("-ku") kehilangan maknanya karena seringnya kata ini digunakan. Di Eropa Timur, Rabi diucapkan sebagai "Ravin," (׀אגגטם). [Lihat: wikipedia.org bahasa indonesia, kata kunci "rabi"]
Sumber: Islam Menjawab Fitnah
Sumber referensi gusmendem blogspot. Co
----
Janji Allah Azza Wa Jalla menjaga Al-Qur'an termuat dalam ayat berikut ini yang membuatnya terjaga sepanjang masa dan tidak akan berubah sehurufpun sampai kiamat.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya” (QS. Al-Hijr: 9).
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menafsirkan kata الذِّكْرَ dengan Alquran. Beliau mengatakan,
وإنا للقرآن لحافظون من أن يزاد فيه باطل مَّا ليس منه، أو ينقص منه ما هو منه من أحكامه وحدوده وفرائضه
“Sesungguhnya Kami benar-benar menjaga Alquran dari penambahan perkara batil yang bukan bagian darinya, atau pengurangan sesuatu yang merupakan bagian darinya, baik berupa hukum, batasan maupun kewajiban-kewajiban yang terdapat di dalamnya.”
Jaminan dari Allah Ta’ala berupa penjagaan Alquran ini berkonsekuensi kepada penjagaan As-Sunnah yang merupakan penjelas Alquran, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (QS. An-Nahl: 44).
Sumber referensi keindahan Islam dr web muslim. Or

No comments:

Post a Comment