Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada kadang kita lihat orang sangat fasih melafadzkan Laillahaillallah, namun disisi lain juga suka memakai jimat, datang ke peramal, datang kedukun atau mengharapkan berkah dari kuburan orang yang dianggap suci dan juga perbuatan syirik lainnya, tentu dengan demikian antara lisan dan amalannya saling bertabrakan, Tauhid yakni mengesakan Allah Ta’ala, menjadikan Allah Ta’ala sebagai satu-satunya Tuhan yang patut diibadati adalah dasar agama ini, sementara Syirik adalah menduakan Allah Ta’ala dengan sesuatu yang lainnya, beribadat juga dengan selain Allah Ta’ala .
Dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah menyebutkan, "Tauhid adalah dasar agama agama ini, syariat yang benar dibangun diatas tauhid yang benar dan lurus, tauhid itu ibarat seperti pondasi sebuah rumah dan bangunan diatasnya ibarat syariat, jika pondasi itu rusak maka apa-apa yang dibangun diatasnya juga ikut rusak dan tidak berarti apa-apa."
Dalam kajian lain Ustadz Firanda Adirja menyebutkan, "jika seseorang berbuat syirik, dan kemudian dia tidak bertaubat atas kesyirikannya dan itu kemudian dia bawa sampai kematiannya, maka orang ini terancam akan kekal di neraka, karena amal ibadah selama hidupnya dapat tidak berarti apa-apa karena perbuatan syiriknya itu. Hal ini menunjukkan betapa tauhid sangatlah penting."
Dalam kajian lain Ustadz Firanda Adirja menyebutkan, "jika seseorang berbuat syirik, dan kemudian dia tidak bertaubat atas kesyirikannya dan itu kemudian dia bawa sampai kematiannya, maka orang ini terancam akan kekal di neraka, karena amal ibadah selama hidupnya dapat tidak berarti apa-apa karena perbuatan syiriknya itu. Hal ini menunjukkan betapa tauhid sangatlah penting."
Bahkan Tauhid yang benar juga dapat menghapus dosa-dosa lainnya.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman:
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman:
…يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.
‘…Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’”[HR. At-Tirmidzi (no. 3540), ia berkata, “Hadits hasan gharib.”]
Sumber"Keutamaan Tauhid ", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or.id
No comments:
Post a Comment