Tuesday, July 3, 2018

Batasan belajar adalah liang lahat.


Oleh Siswo Kusyudhanto
Disampaikan kepada saya oleh seorang teman, dia alumni sebuah pondok pesantren berbasis Sunnah Manhaj Salaf di sebuah daerah di Riau, dia sudah lulus dari pondok itu beberapa tahun yang lalu, suatu hari dia mendaftar kelas bacaan Al-Qur’an di Masjid Ma'had Abu Darda di Pekanbaru untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an agar tepat makrajnya. Seperti biasa setiap seminggu sekali semua kelas bacaan Al-Qur’an di masjid ini dikumpulkan dalam satu hari untuk pembekalan berupa kajian ilmu oleh para ustadz senior, ketika teman ini ikut kegiatan tersebut bersama ribuan orang lainnya, tampa disangka dia jumpa ustadz pengajar di pondok pesantrennya dulu, padahal setau dia si ustadz sudah sangat mahir baca Al-Qur’an, hafal ratusan hadist beserta sanadnya, mahir bahasa Arab, paham ilmu nahwu dan shorof, sudah biasa baca kitab Arab gundul, paham tafsir dan seterusnya. Saking kaget bercampur penasaran dia bertanya kepada si ustadz, "Maaf ustadz, saya penasaran aja, kenapa ustadz masih mengikuti kelas bacaan ini?, bukankah ustadz sudah memiliki banyak ilmu agama?". Ustadz yang ditanya menjawab, "ketahuilah belajar itu tidak mengenal kata cukup, karena ketika kita merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki maka pada saat itu kita berhenti untuk menuntut ilmu. Maka jangan pernah merasa cukup dalam ilmu, dengan kita selalu merasa kurang menjadikan kita terus bersemangat untuk selalu mencari ilmu, demikian juga seperti saya, duduk di kelas bacaan ini karena saya merasa masih kurang dalam bacaan Al-Qur’an, saya merasa banyak makraj yang belum tepat bacaannya, insyaallah saya akan terus belajar dan memperbaiki bacaan saya. "
MasyaAllah, kisah yang inspiratif yang dapat kita ambil pelajaran darinya, bahwa ilmu agama tidak pernah kata cukup untuk dipelajari, insyaallah.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 224), dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 3913). Diriwayatkan pula oleh Imam-imam ahli hadits yang lainnya dari beberapa Shahabat seperti ‘Ali, Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, Abu Sa’id al-Khudri, dan al-Husain bin ‘Ali radhiyallaahu ‘anhum
Sumber referensi
"Menuntut ilmu jalan ke Surga ", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or.id
Foto suasan kajian di Masjid Ma'had Abu Darda Panam Pekanbaru.

No comments:

Post a Comment