Tuesday, July 24, 2018

IKHLAS BAJAKAN VS IKHLAS BETULAN


Oleh Siswo Kusyudhanto
Melewati sebuah jalan yang tengah diperbaiki, dibeberapa bagian sedang dicor dengan semen dan disamping kanan dan kiri ujung jalan ada spanduk besar berisi nama dan foto seorang anggota DPRD , cuma diujung spanduk ada pernyataan yang bikin gak enak dihati, bunyinya, " kami membangun jalan ini demi warga karena keikhlasan.", pertanyaannya kalau ikhlas kenapa pasang spanduk seakan terjadi perbaikan jalan karena dia?, kalauikhlas harusnya gak pasang spanduk.
Jadi teringat ada seorang teman dikajian yang selalu menyisihkan hasil dari dia bekerja sebagai pedagang kecil dipasar, dia punya kebiasaan membeli makanan seperti nasi atau kue, kemudian dia bungkus dan ditaruh ditempat dimana sering para tunawisma dan orang gila tidur, seperti emperan ruko atau dibawah jembatan. Pernah saya pergoki dia dsebuah jalan yang sepi sedang menaruh sebungkus nasi disebuah emperan toko dimana situ ada wanita gila sehari-hari tidur, hebatnya dia menaruh makanan itu ketika si wanita kurang waras tidak ada ditempatnya, masyAllah, ini artinya bahkan dia tidak berharap ucapan terima kasih dari si wanita kurang waras itu. Mungkin ini yang dimaksud oleh para ulama dengan keikhlasan yang sebenarnya, melakukan sesuatu semata-mata berharap ridho Allah Ta'ala, walahua'lam.
Jadi ingat ketika Ustadz Abu Haidar membahas hadist seorang wanita tuna susila yang masuk surga krena memberi makanan seekor anjing, beliau mengatakan, " dalam pandangan Islam kedudukan wanita ini sangat buruk, dia adalah wanita Yahudi yang dianggap rendah , ditambah lagi pekerjaannya sebagai pelacur sehingga hampir setiap hari melakukan zina yang merupakan termasuk dosa besar, namun karena keikhlasannya memberi minum air kepada anjing yang tengah kehausan derajatnya naik hingga masuk kedalam surga. Para ulama menyebutkan bahwa kenapa wanita pelacur ini masuk surga, yang utama iya melakukan sesuatu karena ada rasa iba kepada si anjing, dan kemudian mengambil air dari sumur dan memberinya minum si anjing tampa berharap apa-apa, bahkan dia tidak berharap ucapan terima kasih dari si anjing."
Allah Ta'ala firmanNya:
وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dengan Rabb- nya. [Al Kahfi : 110].

No comments:

Post a Comment