Oleh Siswo Kusyudhanto
Mungkin kita sudah masuk yang dimaksud oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yakni akhir jaman, yakni jaman dimana kebodohan merajalela sehingga sangat sedikit ilmu yang ada pada kalangan umat Muslim, keadaan ini pada akhirnya menimbulkan berbagai kondisi yang membingungkan. Semisal ketika ada teman atau kenalan kita berbuat syirik dengan mengharapkan berkah dari kuburan orang yang dianggap suci, kemudian kita nasehati dia agar meninggalkan perbuatan itu, tentu kita berharap dia meninggalkan perbuatan demikian karena sayang kepadanya, agar kelak dia tidak diazab karena perbuatan yang masuk syirik itu, namun apa yang terjadi?, dia mengatakan amalan ngalap berkah yang dilakukan adalah bentuk tawassul(perantara) saja, dan justru kita malah dituding suka mengkafirkan sesama Muslim, subhanaallah.
Atau ketika ada teman kita berbuat amalan2 bid'ah, lalu kita nasehati agar dia meninggalkan perbuatan itu karena seperti disampaikan dibeberapa hadist amalan seperti ini adalah perbuatan yang tertolak(sia-sia) dan masih diancam azab neraka karena menyelisihi amalan Sunnahnya, namun apa yang terjadi?, justru kita dituding tukang memecah belah, bahkan dituduh suka membid'ahkan amalan orang, subhanaallah.
Atau ketika ada teman kita berbuat amalan2 bid'ah, lalu kita nasehati agar dia meninggalkan perbuatan itu karena seperti disampaikan dibeberapa hadist amalan seperti ini adalah perbuatan yang tertolak(sia-sia) dan masih diancam azab neraka karena menyelisihi amalan Sunnahnya, namun apa yang terjadi?, justru kita dituding tukang memecah belah, bahkan dituduh suka membid'ahkan amalan orang, subhanaallah.
Jadi teringat perkataan Ustadz Maududi Abdullah, beliau mengatakan, "kita telah sampai pada jaman dimana pengikut kebathilan jauh lebih besar jumlahnya dan pengikut yang hak sangat sedikit, sehingga ketika ada sebagian orang menyuarakan pemahaman yang hak maka akan terlihat sangat buruk, karena jumlah mereka sangat sedikit."
Dijelaskan dalam ash-Shahiihain dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ.
‘Di antara tanda-tanda Kiamat adalah hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan.’”
[Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmu bab Raf’ul ‘Ilmi wa Zhuhuurul Jahli (I/178, al-Fath), dan Shahiih Muslim, kitab al-‘Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan fi Aakhiriz Zamaan (XVI/222, Syarh an-Nawawi).]
[Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmu bab Raf’ul ‘Ilmi wa Zhuhuurul Jahli (I/178, al-Fath), dan Shahiih Muslim, kitab al-‘Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan fi Aakhiriz Zamaan (XVI/222, Syarh an-Nawawi).]
Al-Bukhari meriwayatkan dari Syaqiq, beliau berkata, “ِAku pernah bersama ‘Abdullah dan Abu Musa, keduanya berkata, ‘Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ.
‘Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan ada beberapa hari di mana kebodohan turun dan ilmu dihilangkan.’”
[Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan bab Zhuhuuril Fitan (XIII/13, al-Fath).]
[Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan bab Zhuhuuril Fitan (XIII/13, al-Fath).]
Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ.
‘Zaman saling berdekatan, ilmu dihilangkan, berbagai fitnah bermunculan, kebakhilan dilemparkan (ke dalam hati), dan pembunuhan semakin banyak.’”[Shahiih Muslim, kitab al-Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi (XVI/222-223, Syarh an-Nawawi).]
Ibnu Baththal berkata, “Semua yang terkandung dalam hadits ini termasuk tanda-tanda Kiamat yang telah kita saksikan secara jelas, ilmu telah berkurang, kebodohan nampak, kebakhilan dilemparkan ke dalam hati, fitnah tersebar dan banyak pembunuhan.”- Fat-hul Baari (XIII/16).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengomentari ungkapan itu dengan perkataannya, “Yang jelas, sesungguhnya yang beliau saksikan adalah banyak disertai adanya (tanda Kiamat) yang akan datang menyusulnya. Sementara yang dimaksud dalam hadits adalah kokohnya keadaan itu hingga tidak tersisa lagi keadaan yang sebaliknya kecuali sangat jarang, dan itulah isyarat dari ungkapan “dicabut ilmu”, maka tidak ada yang tersisa kecuali benar-benar kebodohan yang murni. Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan adanya para ulama, karena mereka saat itu adalah orang yang tidak dikenal di tengah-tengah mereka.” [Fat-hul Baari (XIII/16).]
Sumber referensi :
TANDA-TANDA KECIL KIAMAT
Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
Di web almanhaj.or.id
TANDA-TANDA KECIL KIAMAT
Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
Di web almanhaj.or.id
No comments:
Post a Comment