Wednesday, July 11, 2018

Hijrah? atau sebenarnya tetap ditempat yang sama?


Oleh Siswo Kusyudhanto
Lihat ada acara dakwah di tv, sering kali ustadz pematerinya mengatakan "Ayo Hijrah!", tapi lihat acara itu justru tidak menunjukkan semangat hijrahnya, dalam acara itu masih banyak musik diputar, padahal empat mahzab besar dalam Islam mengharamkan musik. Dalam acara itu juga bercampur antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram baginya, padahal dalam syariat Islam yang demikian adalah terlarang, dan banyak senda gurau ketika menyampaikan materi agama dan beberapa keburukan lainnya ditampilkan, terus maksudnya hijrah itu dari mana kemana?, bingung khan?.
Jadi teringat ketika seorang ustadz dalam sebuah kajian mengatakan, jika seseorang bertekad hijrah, kemudian penampilan sudah gamis, jenggotan, celana cingkrang, atau bagi wanita hijabnya makin lebar dan tubuhnya tertutup kain semua, namun disisi lain akhlaknya masih buruk, dia juga masih melakukan kemaksiatan yang sama, masih juga mencari rizki dengan cara zalim, dan perbuatan buruk lainnya, sebenarnya yang hijrah cuma penampilannya saja, sementara yang lainnya masih tetap ditempatnya yang lama.
Allah Ta’ala berfirman,
“Maka segeralah (berlari) kembali mentaati Allah .” (Adz Dzariyaat: 50)
Inti hijrah kepada Alloh ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Alloh menuju apa yang dicintai-Nya.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Alloh.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada selain Alloh menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Alloh menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Alloh menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Alloh menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Alloh menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Alloh menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna Alloh,
“Maka segeralah kembali pada Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illalloh.
Referensi dr "Hijrah kepada Allah dan RasulNya", karya Ari Wahyudi di muslim. Or. Id

No comments:

Post a Comment