Wajibkah fanatik pada satu madhzab saja?
Suatu sore seorang pemuda berjenggot dan bercelana cingkrang ditanya seorang kyai, "saya dengar anda tidak fanatik pada
madzhab tertentu ya?", si pemuda menjawab," iya pak kyai saya belajar
pada semua madzhab untuk memahami dalil dr Alquran dan Hadist atas
sebuah perkara agama, apakah ada masalah soal ini pak kyai?". Si Kyai
menjawab, "iya gak boleh kayak itu, kita wajib fanatik pada salah satu
madzhab saja, kalau gak pilih salah satu madzhab yang diikuti artinya
orang itu sesat". Lalu si pemuda bertanya balik," jika demikian apakah
artinya Imam Syafii orang yang sesat pak kyai?", si Kyai kaget dan
marah, "astaghfirulloh!, jangan mengatakan Imam Syafii sesat, kualat
nanti kamu", pemuda menjelaskan," kata pak kyai orang yang tidak fanatik
pada salah satu madhzab dia orang yang sesat, dan kenyataannya Imam
Syafii tidak fanatik pada madzhab Malikiyah yang berlaku dijaman itu,
disaat beliau masih hidup". Si Kyai terdiam, karena memang gak ada
dalilnya wajib fanatik pada salah satu madzhab. Justru fanatik pada
salah satu madzhab merupakan sumber perpecahan dalam umat muslim, dan
ini melanggar perintah Allah dan RasulNya.
Waallahua'lam.
Terpecahnya kaum muslimin menjadi berbagai aliran keagamaan atau pun
berbagai partai politik adalah fenomena yang memilukan sekaligus
perilaku yang terlarang karena bertabrakan dengan berbagai ayat al
Qur’an dan berbagai hadits Nabi di antaranya:
Dari Alquran :
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا} ,
Yang artinya, “Berpegang teguhlah kalian semua dengan agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah” [QS ali Imran:103]
وقوله سبحانه : {إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ} الآية
Yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan
mereka terbagi menjadi beberapa kelompok sama sekali engkau bukanlah
bagian dari mereka” [QS al An’am:159].
وقوله سبحانه قال الله تعالى: {إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أمة وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ]} ,
Yang artinya, “Sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu. Aku adalah sesembahan kalian maka sembahlah aku” [QS al Anbiya:92]
وفي الآية الأخرى : {وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُون} ,
Dalam ayat yang lain, “Dan aku adalah Rabb kalian maka bertakwalah kalian kepadaku” [QS al Mukminun:52].
وقال تعالى: {وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ
بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ}.
Yang artinya, “Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah
belah dan berselisih setelah sampai kepada mereka berbagai bukti yang
nyata. Untuk mereka siksaan yang besar” [QS Ali Imran:105].
Dari hadist :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ
كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum
Muslimin dalam saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menolong
di antara mereka seperti perumpamaan satu tubuh. Tatkala salah satu
anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan
merasakan pula dengan demam dan tidak bisa tidur” (HR Imam Muslim dalam
Shahih-nya.)
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan, sebagiannya menguatkan yang lainnya.”(HR Bukhari dan Muslim.)
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang dari kalian tidak beriman (dengan sempurna, Red) sampai
ia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya dengan apa yang dia dicintai
dirinya” (HR Bukhari dan Muslim.)
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya”.
الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ لَا يخذلهُ ولا يحقره وَلَا يُسْلِمُهُ
“Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak
membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak merendahkannya, dan tidak
menyerahkannya (kepada musuh)”.
No comments:
Post a Comment