Kiamat tidak terjadi jika umat muslim tidak mirip dengan kaum
kafirin, namun kenyataannya justru makin hari kita lebih mirip orang
kafir.
Suatu hari Ustadz Abdullah Zein MA kedatangan tamu seorang
Syaikh dari jazirah Arab, dan selama beberapa hari ustadz menemani sang
Syaikh mengisi kajian di beberapa tempat. Ketika pada suatu kesempatan
Ustadz Abdullah Zein dan Syaikh mengendarai mobil dan melintasi jalan
perkotaan sang Syaikh bertanya,"wahai ustadz apakah orang-orang ini
adalah muslim semua?, karena sulit bagi saya membedakan mereka,
penampilan mereka sama ", Ustadz Abdullah Zein kaget mendengar
pertanyaan tersebut, karena dalam pertanyaan itu terkandung makna yang
dalam, juga merupakan gambaran umat muslim kita, karena dalam keseharian
kita memang sulit membedakan mana orang Islam dan mana orang kafir,
karena mulai penampilan luar kita hingga perilaku sehari-hari jauh dari
Islami, dan lebih mirip dengan orang kafir.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ
قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ
أُولَئِكَ
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan
generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.”
Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa
sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau
menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ
وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ
لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ
وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan
orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang
dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.”
Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu
adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR.
Muslim no. 2669).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi
bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani
dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.
Syaikhul
Islam menerangkan pula bahwa dalam shalat ketika membaca Al Fatihah kita
selalu meminta pada Allah agar diselamatkan dari jalan orang yang
dimurkai dan sesat yaitu jalannya Yahudi dan Nashrani. Dan sebagian umat
Islam ada yang sudah terjerumus mengikuti jejak kedua golongan
tersebut. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 1: 65.
Imam Nawawi –rahimahullah–
ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan
syibr (sejengkal) dan dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan
tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum
muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu
kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai
penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang diikuti.
Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang
beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.” (Syarh Muslim, 16: 219)
Dikutip dr dauroh Ustadz Abdullah Zein MA dan referensi dr almanhaj. Or.id
No comments:
Post a Comment