Riba membuat pelakunya menderita.
Berikut ini adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata tampa menyebutkan identitas untuk pembelajaran kita.
Dikisahkan ada seorang
pengusaha besar dengan perputaran bisnis yang melibatkan dana puluhan
milyaran rupiah, sebagian dana modal yang dia gunakan adalah dari hasil
pinjaman ke bank dengan bunga yang mencapai puluhan juta setiap
bulannya. Pada suatu hari dia merasa gelisah karena beberapa hari jatuh
tempo pembayaran cicilan hutang ke bank, sementara dana yang dia punya
belum mencukupi untuk membayarnya. Pada hari itu dia selalu gelisah, di
rumah gelisah, di kantor gelisah, makan gelisah dan seterusnya, jika
pramuka dalam nyanyiannya ada lirik "disana senang disini senang" maka
dia dalam keadaan terbalik," disana tidak senang disini tidak senang".
Pada saat menjelang malam dia sulit memejamkan mata, pikirannya kalut,
hati dan pikirannya dipenuhi ketakutan akan ketidak mampuan membayar
hutang, padahal kamarnya lebih mewah dari kamar hotel bintang lima
dengan kasur super empuk dan berAC namun itu tidak menjadikan dirinya
tertidur, dia mencoba menghilangkan kegelisahannya dengan menonton tv
hingga tengah malam, namun setelah selesai menonton tv ketika akan
beranjak tidur, kembali gelisah menyerangnya, maka dia ambil buku dan
membacanya hingga jam satu dini hari, belum juga hilang kegelisahannya,
dia mencoba membaca tafsir Alquran agar menenangkan dia, namun hingga
jam tiga dini hari hatinya masih juga gelisah. Pada akhirnya dia
memutuskan keluar rumah, dengan mengendarai mobil dia keliling
jalan-jalan perkotaan, ketika melintas didepan pasar induk nampak
olehnya beberapa orang yang bekerja sehari-hari sebagai kuli panggul di
pasar sedang tertidur nyenyak di trotoar, hanya berselimutkan sarung
beralaskan karton, begitu nyenyaknya tertidur hingga mulut mereka
menganga, ngorok.
Melihat hal itu dia sangat iri, dalam hati dia
berkata,"saya sangat iri dengan kalian, demikian nyenyaknya kalian
tertidur meskipun hanya berselimutkan sarung kumal dan beralaskan karton
bekas, sementara apa yang saya punyai sedemikian mewah namun hal itu
tidak juga membuat saya dapat menikmati nyenyaknya tidur". Lalu dia
tersadar bahwa pembeda dia dan mereka adalah di beban fikiran, mereka
para kuli panggul itu tidak punya beban hutang sedemikian besar seperti
dirinya. Sejak itu dia bertekad melunasi hutang2nya di bank yang penuh
dengan riba, dan berusaha menjauhi perkara riba selamanya, karena riba
begitu menyiksa, membuatnya seperti orang gila.
Allah berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila.” [Al-Baqarah: 275]
Dikutip dr dauroh Ustadz Maududi Abdullah Lc.
Semoga mampu menjauhi riba, Aamiin ya Rab
No comments:
Post a Comment